Sinode
  • Beranda
  • Profil
    • Tentang Gereja Bethany
    • Visi Misi
    • Pengakuan Iman
    • Kepengurusan
    • KORDA
  • News
    • Kilas Sinode
    • Ragam Peristiwa
    • Artikel Lepas
  • Galeri
  • Pastoral
    • Pernikahan
    • E-Materi
  • Leadership
  • Gereja Lokal
  • Kontak
  • Click to open the search input field Click to open the search input field Search
  • Menu Menu

Archive for category: Leadership

HATI-HATI TERTIPU !

August 4, 2025/in Leadership

“Engkau telah menaruh lambang berhalamu di ambang pintu masuk rumahmu, ya, engkau telah meninggalkan Aku …..” (Yesaya 57:8).

Ketika Hizkia mengetahui orang Israel menyembah ular tembaga yang dibuat Musa, ia menghancurkannya (2 Raj. 18:4). Ular tembaga itu disebut dengan Nehustan, yang berarti seekor ular yang terbuat dari tembaga.
Latar belakang munculnya ular tembaga ini diawali ketika Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga, sebagai alat untuk menyembuhkan orang Israel (Bil. 21:4-9). Dan Allah tidak pernah memerintahkan orang Israel untuk menyimpannya sebagai benda “keramat”, apalagi menyuruh mereka menyembahnya. Tetapi pada zaman Hizkia, benda itu dikeramatkan sehingga menjadi berhala yang disembah oleh orang Israel.

Yang mengherankan, mengapa keberadaan berhala ini bertahan hingga zaman Raja Hizkia? Semestinya berhala ini sudah hancur dalam salah satu gerakan reformasi yang dilancarkan oleh raja-raja yang takut akan Allah sebelumnya. Lalu, mengapa berhala ini bisa bertahan lama di Israel? Jawaban yang paling mungkin adalah karena orang Israel menganggapnya bukan berhala. Bukankah pada mulanya Allah memerintahkan orang Israel untuk memandangnya supaya sembuh? Jadi mereka sama sekali tidak menggolongkan benda ini dalam kategori “berhala”, tapi cuma seekor ular yang terbuat dari tembaga (sesuai artinya), cuma sekedar benda keramat yang perlu dilestarikan, dihormati, “dimandikan dengan 7 macam bunga setiap Jumat Legi”, dsb. Merasa masih belum puas, mereka lalu menyembahnya.

Saudara, begitu mudahnya kita mendefinisikan dosa dengan bahasa yang enak. Beberapa orang menyebut perzinahan dengan “kebiasaan buruk”, perselingkuhan dengan “kelemahan daging”, korupsi dengan “perkembangan zaman”, dsb. Ada juga orang Kristen yang menyimpan jimat, lalu menyebutnya dengan “warisan eyang yang perlu dilestarikan”. Atau ada juga yang menaruh jimat di ambang pintu masuk yang disebutnya dengan “ cuma hiasan belaka”. Lho itu kan nggak apa-apa? Kalau Tuhan Yesus masuk ke rumahku, Ia kan bisa lewat genting rumah kalau Ia nggak mau lewat pintu? Begitulah alasan orang-orang yang masih suka menyimpan benda-benda seperti itu.

Abraham Lincoln pernah mengajukan pertanyaan demikian, “Berapa jumlah kaki sapi?” “Empat,” itu jawabannya. “Jika Anda menyebut ekornya itu kaki, berapa jumlah kakinya sekarang?” “Lima,” itu jawabannya. “Salah,” kata Lincoln, “Bukan karena menyebut ekor itu kaki lalu ekor itu adalah kaki.”

Saudara, banyak orang Kristen yang terjebak dengan permainan kata-kata, termasuk menyangkut penyembahan berhala. Jangan karena mau menghormati nenek moyang, lalu Anda harus melanggar firman Allah. Buanglah perkataan “Oh itu tidak apa-apa…..!” [rhb]

Definisikan dosa dengan jelas supaya engkau tak tertipu.

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 Pdt Anang https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png Pdt Anang2025-08-04 06:00:082025-08-04 05:12:32HATI-HATI TERTIPU !

RENCANAKAN DENGAN DOA

June 15, 2025/in Leadership

“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. (Lukas 14: 28-30)

Dalam Lukas 14, Tuhan Yesus menyinggung tentang pembangunan sebuah menara. Disitu ditunjukan betapa pentingnya merencanakan dan menggunakan sumber daya yang ada dengan bijak. Jika tidak, bisa bisa uang habis sebelum pekerjaan selesai. Demikian halnya dengan perencananaan yang kita buat. Pertama, mintalah hikmat dari Tuhan untuk memahami ajaran-Nya tentang uang dan bagaimana mengelolanya dengan baik dalam berbagai macam situasi. Kedua, berdoalah untuk kejelasan tentang berapa banyak pengeluaran dan berapa banyak penghasilan, serta semua detail lainnya.

Ketiga mintalah  bimbingan Tuhan dalam menilai apakah kebiasaan pengeluaran Anda sesuai dengan prioritas-Nya. Dalam mengevaluasi ini, akan sangat membantu untuk membagi pengeluaran menjadi beberapa kategori, misalnya: •  Berapa Anda memberikan persembahan kepada gereja lokal, misionaris, dan atau organisasi gereja (sinode). • Berapa untuk kebutuhan dasar  seperti  ​​makanan, pakaian, dan perumahan. • Berapa untuk asuransi, rencana pensiun, tabungan. • Berapa untuk hutang, seperti hipotek, pinjaman, dan kartu kredit. • Berapa pengeluaran sekunder seperti untuk  telepon, internet, TV, makan di luar, liburan, dll.

Beberapa dari kita akan menemukan bahwa seringkali keuangan kita tidak sejalan dengan asas-asas kebenaran firman Tuhan. Jika ini benar tentang Anda, berbaliklah kepada Tuhan, akui apa yang telah terjadi, dan berdoalah untuk beroleh kekuatan dalam  menangani sumber daya yang diberikan Allah dengan cara-Nya.

Disiplin keuangan adalah keterampilan yang dipelajari. Dibutuhkan komitmen untuk hidup sesuai dengan Kitab Suci, upaya yang gigih untuk mengubah kebiasaan buruk, konsentrasi untuk mengembangkan kebiasaan baru, dan iman bahwa kita dapat belajar untuk hidup sesuai dengan prioritas Allah. Kita akan alami damai sejahtera  ketika mempraktikkan perencanaan berbasis doa. (law).

 

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 Pdt Anang https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png Pdt Anang2025-06-15 01:36:262025-06-26 06:31:35RENCANAKAN DENGAN DOA

TAK SEKEDAR LATIHAN OTAK

June 8, 2025/in Leadership

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu” (Roma 12:2)

Ada sebuah istilah yang lazim digunakan oleh para ilmuwan peneliti otak manusia. “Gunakan otak Anda sebelum Anda kehilangannya.” Kita memiliki kemampuan untuk menjaga agar otak kita sehat dan bekerja dengan baik. Dr. Lawrence Katz, seorang ahli syaraf dari Duke University, menyarankan orang-orang untuk melakukan latihan otak setiap hari, seperti menyikat gigi dengan tangan yang tidak dominan atau melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda, untuk merangsang kemampuan otak sekaligus menjaganya tetap sehat. Tujuan latihan ini adalah untuk menggantikan rutinitas yang sudah dihafal dengan kesadaran yang segar dan fokus yang baru.

Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita dapat memetik pelajaran dari hal ini. Bahkan membaca Alkitab dan berdoa, yang merupakan disiplin rohani yang penting, dapat menjadi sebuah kebiasaan belaka yang tidak lagi melibatkan kesadaran kita.

Agar tidak tergelincir pada kebiasaan rohani semacam itu, mungkin Anda perlu menghafal ayat Kitab Suci pada saat teduh Anda setiap hari. Ini bukan sekedar latihan otak, namun juga  untuk mencapai pertumbuhan rohani. Sang pemazmur menulis, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” (Mazmur 119:11). Paulus berkata, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna” (Roma 12:2).

Menghafal dan merenungkan firman Allah yang penuh kuasa adalah sesuatu yang lebih berarti daripada latihan otak.Ijinkan Firman Tuhan memenuhi hati dan pikiran kita serta menuntun langkah hidup kita. (law)

 

 

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 s1nod3adm https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png s1nod3adm2025-06-08 08:18:022025-06-19 07:51:02TAK SEKEDAR LATIHAN OTAK

GODAAN YANG MENEKAN

June 6, 2025/in Leadership

“Aku berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Flp. 3:14)

Penggemar bisbol Ardent akan ingat pada Kirby Puckett yang meninggal secara mendadak pada tahun 2006. Ia telah membawa Minnesota Twins memenangkan berbagai kejuaraan pada tahun 1987 dan 1991. Meskipun mendapatkan banyak tawaran kontrak yang lebih besar dari tim lainnya, ia tetap setia pada Twins sepanjang kariernya. Ketika Puckett didiagnosis menderita glaukoma pada tahun 1996, kariernya langsung berakhir.

Ketika ia masuk dalam Hall of Fame bisbol pada tahun 2001, Puckett ingat kesulitan-kesulitan yang dihadapinya ketika tumbuh dewasa. Hasratnya yang besar untuk menjadi pemain bisbol profesional kerap dihadapkan pada godaan. Para penyalur narkoba dan anggota geng berulang kali mengundangnya untuk bergabung dalam gaya hidup mereka yang merusak. Namun, setiap kali godaan memikatnya, Kirby teringat bahwa ia memiliki panggilan yang lebih tinggi, yaitu bisbol.

Meskipun kita didorong untuk menjadi “orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu” (Ef. 4:1), kita hidup di dunia yang penuh dengan daya tarik yang mengacaukan. Mungkin kita mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi, namun syaratnya kita harus mau mengompromikan prinsip-prinsip alkitabiah yang kita miliki. Ingatlah, panggilan kita adalah senantiasa melakukan kehendak Allah.

Ketika kita dihadapkan pada sebuah godaan untuk menyimpang dari jalan Allah dalam hidup kita, kita harus berani ambil keputusan untuk lebih menuruti Tuhan daripada nafsu dan keinginan kita –rhb.

Kalahkan dosa dengan menjaga hati dan komitmen untuk menjauhi godaan serta minta kekuatan kepada Tuhan untuk berpaut kepadaNya.

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 s1nod3adm https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png s1nod3adm2025-06-06 08:18:022025-05-28 12:36:18GODAAN YANG MENEKAN

Hadapi Badai Hidup

June 6, 2025/in Leadership

“Sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya” (Mazmur 93:3)

Masalah yang datang dalam hidup kita, menurut Mazmur 93, bagaikan gelombang kejam yang melanda dan memukul jiwa serta memorak-porandakannya dengan kekuatan yang dahsyat. “Sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya” dan suaranya memekakkan telinga (ayat 3).

Akan tetapi, pada saat mengalami badai dalam hidupnya, sang pemazmur berkata, “Daripada suara air yang besar, daripada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat Tuhan di tempat tinggi” (ayat 4).

Sungguh, “Tuhan bertakhta”! Dia berpakaian kemegahan dan kekuatan. Dan, pada saat Dia bertakhta sebagai Raja di atas segala raja, Dia diangkat lebih tinggi daripada gelombang yang naik melampaui kita. Dia lebih dalam daripada kedalaman yang tidak terukur, lebih besar daripada kuatnya air bah. Petir ada di dalam tangan-Nya: “Telah tegak dunia, tidak bergoyang,” karena kekuasaan-Nya atas dunia telah didirikan sejak dahulu (ayat 1). Dia menguasai keganasan laut, “angin dan danau pun taat kepada-Nya” (Markus 4:37-41). Dia berucap sepatah kata saja dan mereka pun seketika menjadi tenang.

Setiap kita pernah merasakan persoalan begitu berat bagaikan badai yang dahsyat. Hanya saja reaksi setiap orang terhadap suatu masalah tentunya berbeda satu dengan lainnya. Ada yang lari ketakutan, ada yang berusaha menyelamatkan diri, ada yang mencoba bertahan dengan kekuatannya sendiri.

Namun bagi kita orang beriman, saat badai mengamuk dalam hidup kita, percayala kepada janji Tuhan akan kasih dan kesetiaan (Mazmur 93:5). Gelombang masalah dan kepedihan memang dapat melanda kita, tetapi kita tidak perlu takut. Dia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung” (Yudas 24). Dia Sanggup menolong kita. Ketika kesulitan sedang menghajar kita, Allah tak membiarkan kita sendirian.[law]

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 Pdt Anang https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png Pdt Anang2025-06-06 01:51:222025-06-10 06:32:09Hadapi Badai Hidup

Takut Karena Melihat?

June 5, 2025/in Leadership

“Marilah kita … berlomba … dengan mata yang tertuju kepada Yesus” (Ibrani 12:1,2)

Dunia hari-hari ini masih hangat membicarakan tentang  terorisme dan ancamannya lainnya. Tak ketinggalan tentang gejolak kesulitan ekonomi dan ketakutan kehabisan uang sebelum waktunya. Mungkin juga krisis pribadi. Akibat dari krisis, tak  ada jalan keluar yang dapat diramalkan. Dijamin sukses  atau sebaliknya alami kegagalan yang terlalu berat untuk ditanggung.

Coba  simak kehidupan seorang wanita di abad 20 yang sempat  menanggung kesedihan, penderitaan, dan rasa sakit hati. Ini dia, Corrie ten Boom. Ia harus menjalani kehidupan seperti di neraka saat tinggal di kamp konsentrasi Nazi—sebuah tempat tanpa harapan bagi kebanyakan orang. Namun ia dapat bertahan untuk menceritakan imannya yang tidak goyah dan pengharapannya yang teguh kepada Allah.

Ia telah melihat wajah si jahat. Ia menyaksikan berbagai tindakan paling tidak manusiawi yang dilakukan manusia kepada sesamanya. Dan ketika keluar dari kamp konsentrasi, ia berkata, “Jika Anda melihat dunia ini, Anda akan sedih. Jika Anda melihat ke dalam diri Anda, Anda akan tertekan. Namun jika Anda memandang Kristus, Anda akan tenang.”

Ke mana Anda mengarahkan pandangan? Apakah Anda memusatkan perhatian pada dunia dan bahaya di dalamnya? Apakah Anda sedang memandang diri Anda dan berharap mendapat jawaban bagi diri sendiri? Atau apakah Anda sedang memandang Yesus, Sang Pencipta dan Penyempurna iman Anda? (Ibrani 12:1,2). Dalam dunia yang serba tak pasti ini, kita harus tetap memandang Yesus, yaitu berharap padaNya —rhb

 

Kalau Melihat kesulitan seperti rasa cemas dan takut tiada hentinya, karena itu pandanglah Tuhan yang lebih besar daripada masalah yang kita hadapi

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 s1nod3adm https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png s1nod3adm2025-06-05 08:18:022025-05-28 12:36:04Takut Karena Melihat?

Baca FirmanNya !

June 4, 2025/in Leadership

“……. bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar” (1Timotius 4:13)

Kita diberkati dengan banyaknya versi terjemahan Alkitab saat ini, sehingga kita tidak begitu menyadari bahwa salah satu versi terjemahan telah digunakan lebih dari 350 tahun oleh bangsa-bangsa yang berbahasa Inggris. Kini banyak orang tidak mengenal istilah Alkitab terjemahan King James seperti “thee”, “thou” (engkau), dan “verily” (sangat). Padahal, ada sesuatu yang indah saat mendengar kata-kata tersebut dibacakan dengan keras, terutama bila yang dibacakan adalah Mazmur 23 yang terkenal itu.

Dalam buku God’s Secretaries, penulis Adam Nicolson menceritakan bahwa terjemahan King James peka terhadap bunyi. Ia bercerita bahwa ada dua belas orang duduk dalam ruangan sambil mendengarkan Alkitab versi King James yang dibacakan dengan keras. Mereka merasa bahwa yang membuat ayat tertentu dapat dipahami dengan baik tidak hanya karena ketepatan penerjemahan dari bahasa aslinya, tetapi juga karena keindahan bunyi dari kata-kata yang dibacakan.

Paulus memahami kuasa dari firman Tuhan yang diucapkan. Kepada gembala muda Timotius, ia memerintahkan untuk mengadakan pembacaan Alkitab di depan umum: “Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar” (1Timotius 4:13).
Firman Allah menggugah hati ketika masuk ke telinga orang percaya. Jadi, Alkitab terjemahan versi apa pun yang Anda baca pada saat teduh Anda, doa keluarga, atau pada kebaktian di gereja, ingatlah akan kuasa dari firman Tuhan yang diucapkan. Carilah kesempatan untuk membaca Alkitab dengan suara keras –rhb

Tuhan Berbicara kepada kita melalui FirmanNya, sediakanlah waktu untuk kita membaca dan merenungkannya.

 

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 s1nod3adm https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png s1nod3adm2025-06-04 08:18:022025-05-28 12:35:52Baca FirmanNya !

KEAMANAN

June 3, 2025/in Leadership

“Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu” (Mazmur 31:21)

Sebuah Sekolah Dasar di Jepang sedang menguji sistem untuk meningkatkan keamanan para siswa yang sekaligus dapat memberi ketenangan bagi para orangtua mereka. Setiap siswa mengenakan sebuah pin yang akan mengirim sinyal ke radio penerima di gerbang sekolah, dan komputer akan mencatat kapan setiap siswa memasuki atau meninggalkan sekolah. Sistem tersebut secara otomatis akan mengirimkan e-mail untuk memberi tahu kepada para orangtua apakah anak-anak mereka telah tiba atau telah meninggalkan sekolah. Di kota-kota besar, di mana anak-anak kerap kali harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk menuju sekolah, sistem tersebut mendapat pujian dari para orangtua dan anak-anak pun menyukainya.

Di dunia yang penuh bahaya ini, kita perlu menyadari bahwa keamanan dan perlindungan kita yang utama berada di tangan Allah. Daud teringat bagaimana ia suatu kali merasa seolah-olah terpisah dari pertolongan Tuhan. Namun ia belajar bahwa dalam situasi yang mengecewakan sekalipun, Allah akan melindungi mereka yang takut kepada-Nya “dalam naungan wajah-Nya; … Dia akan melindungi mereka dalam pondok” (Mazmur 31:21).

Allah selalu mengetahui di mana kita berada. Tak ada tempat di mana Dia tidak dapat melihat kebutuhan dan mendengar jeritan kita. “Engkau mendengar suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong” (ayat 23).  “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,” sang pemazmur menyimpulkan, “hai semua orang yang berharap kepada Tuhan” (ayat 25) –rhb

Dunia berusaha menjamin keamanan warganya, namun jauh lebih aman jika Tuhan beserta kita dan kita hidup dalam tanganNya.

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 s1nod3adm https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png s1nod3adm2025-06-03 08:18:022025-05-28 12:35:40KEAMANAN

PANDANG YESUS SAJA

June 1, 2025/in Leadership

Cara kita memandang suatu “kondisi/ situasi” memiliki dampak yang lebih besar pada kehidupan daripada “kondisi/ situasi” itu sendiri. Anda mungkin pernah melihat respon yang berbeda saat ada orang Kristen sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Seorang Kristen tampak tenang dalam menghadapi sakitnya, bahkan masih ada ucapan syukur keluar dari bibirnya. Namun seorang Kristen yang lain nampak cemas dan berada dalam ketakutan.

Alkitab mencatat, meskipun Rasul Paulus tidak melakukan kejahatan, ia mendapati dirinya dikurung secara tidak adil. Namun ditengah kondisi yang tanpa harapan, dia tahu tak akan rugi. Jika Kaisar memutuskan untuk mengeksekusinya, dia akan segera bersama Kristus, dan itu adalah pilihan yang jauh lebih baik di mata Rasul Paulus. Sebaliknya, jika Allah mengizinkannya untuk hidup, maka ia dapat melanjutkan pelayanan bagi kerajaan Allah. Sehingga ia berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21).

Ketika kita ‘diselamatkan’ hidup kita terikat erat dengan ‘Juruselamat.’ Walau disekeliling kita ada begitu banyak persoalan, Kristus yang berdiam di dalam diri kita akan melakukan sesuatu yang terbaik bagi kita. Segala yang kita hadapi, Dia hadapi. Situasi kita yang sulit dan menyakitkan adalah suatu kesempatan untuk membiarkan Kristus bersinar melalui hidup kita. Ketika Dia adalah hidup kita, maka apa pun yang terjadi, kita tidak akan kehilangan apa pun, termasuk segala sesuatu untuk diraih. Jadi marilah kita mengarahkan mata kita pada Tuhan Yesus Kristus. [law]

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 s1nod3adm https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png s1nod3adm2025-06-01 01:18:032025-06-26 06:08:04PANDANG YESUS SAJA

Saat Rasa Takut Datang

May 29, 2025/in Leadership

“Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1: 6-7)

Ketakutan adalah suatu perasaan emosi yang dapat bermanfaat atau sebaliknya. Akan  bermanfaat jika hal itu dikaitkan dengan ‘penghormatan’ terhadap Tuhan. Dampaknya akan  menjauhkan kita dari dosa. Ini rasa takut yang ‘sehat’ sebab hal itu memperingatkan kita dari bahaya. Tetapi seringkali kita diganggu oleh jenis ketakutan yang berbeda, dimanan dapat membuat kita bersikap tidak taat kepada Allah.  Hal ini dikarenakan seseorang   berakar dan fokus pada dirinya  daripada beriman kepada Tuhan.

Rasul Paulus berpesan kepada Timotius sebagai Gembala jemaat untuk mengobarkan kasih karunia Allah, dan tidak kopromi denga roh ketakutan. Berikut beberapa hal yang patut direnungkan:

Mampu vs Tidak Mampu. Ketika situasi yang buruk muncul, kita mungkin menjadi cemas karena melihat diri  sendiri, bahwa  kita tidak mampu  menghadapi  situasi tersebut. Namun, sebenarnya persolan bukan pada situasinya tetapi pemikiran kita yang salah dan itu dapat menyebabkan rasa takut. Kemampua kita itu memang terbatas tetapi Tuhan tidak terbatas kemampuanNya. Dialah yang membuat kita memadai untuk apa pun yang Dia bawa ke dalam hidup kita (2 Korintus 3: 4-5).

Standar Tuhan vs. Standar kita. Banyak dari kita menetapkan tujuan untuk diri kita sendiri yang tidak realistis. Standar semacam itu memberikan tekanan yang tidak semestinya dan menimbulkan kecemasan ketika kita gagal. Meskipun kita mungkin yakin  bahwa tujuan-tujuan itu adalah sepertinya  yang Tuhan harapkan, namun bisa jadi sebenarnya itu  tujuan kita sendiri. Kita harus membiarkan Tuhan mengarahkan langkah-langkah kita sehingga rencana-Nya tercapai, bukan rencana kita sendiri (Amsal 16: 9).

Rahmat vs Rasa Bersalah. Beberapa dari kita takut membuat kesalahan, karena kita hidup dengan rasa bersalah atas sesuatu yang telah kita lakukan di masa lalu dan menganggap Tuhan masih tidak senang tentang hal itu. Namun, Alkitab meyakinkan kita bahwa di dalam Kristus, semua dosa kita sudah diampuni dan kesalahan kita sudah dihapuskan (Rm. 8: 1). Saat  rasa takut muncul, lepaskan pandangan mata Anda terhadap persoalan, jawablah dengan kebenaran Firman Tuhan, dan biarkan iman menggantikannya. (law)

https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/Untitled.png 480 498 Pdt Anang https://bethany.or.id/wp-content/uploads/2025/04/logo-sinode-admin-bethany-web-copy-300x87.png Pdt Anang2025-05-29 01:00:532025-05-29 04:48:10Saat Rasa Takut Datang
Search Search

Latest News

  • HUT Gereja Bethany Indonesia HOG SidoarjoSeptember 17, 2025 - 12:53 pm
  • HUT Gereja Bethany Indonesia Kasih Karunia DepokSeptember 17, 2025 - 12:52 pm
  • HUT Gereja Bethany Indonesia Kelapa Gading JakartaSeptember 17, 2025 - 11:57 am
  • KORDA JATENG DIY JABAR-PENUTUPAN DOA SYAFAAT BAGI BANGSAAugust 19, 2025 - 10:34 am
  • KORDA PAPUA BARAT, PAPUA BARAT DAYA – DOA SYAFAAT BAGI BANGSAAugust 13, 2025 - 11:12 am

SITUS RESMI SINODE GEREJA BETHANY INDONESIA

Mewujudkan kebersamaan Pelayanan di dalam pengabdian kepada Tuhan Yesus Kristus dan jemaatNya melalui ikatan persekutuan “Successful Bethany Families.”

© Copyright - Bethany.or.id
  • Link to Youtube
Scroll to top Scroll to top Scroll to top