DASAR ALKITABIAH & PRINSIP PELAYANAN PERNIKAHAN
Dasar Alkitabiah Pelayanan Pernikahan
Kejadian 2:18. Pernikahan adalah Inisiatif Allah. Tuhan telah merancang manusia untuk menikah/ berpasangan pria dan wanita menjadi suami isteri. Di sini diungkapkan bahwa Tuhan melayani pernikahan dan memberkati pernikahan.
Kejadian 24:2-4. Abraham melayani pernikahan putranya yaitu Ishak. “Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.”
Yohanes 2:1-2 Tuhan Yesus Kristus hadir dalam Pernikahan. “Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.”
Tuhan Yesus bukan sekedar hadir untuk memenuhi undangan pernikahan, tetapi memberikan perhatian khusus kepada pernikahan. Dia tidak datang sendirian, melainkan bersama Maria ibuNya (ikut membantu acara pernikahan,mengontrol jamuan makan) dan murid-muridNya. Hal itu memperkuat kesan, bahwa Tuhan sangat serius terhadap sebuah pelayanan pernikahan. Alkitab pun mencatat dalam pernikahan itu Tuhan Yesus menyatakan mukjizatNya yang pertama.
Yohanes 2:11 Mukjizat dan Kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam pernikahan. “Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.”
Dalam pernikahan Tuhan Yesus bukan hanya datang untuk memenuhi kebutuhan rohani mempelai dan keluarga, tetapi juga memperhatikan kebutuhan jasmaninya. Ada mukjizat air menjadi anggur.
Pesan yang mau disampaikan dalam pelayanan pernikahan adalah Tuhan berkenan dan ingin menyatakan kemuliaan dan berkat-Nya dalam sebuah pernikahan. Prinsip ini harus dipegang oleh hamba Tuhan yang melayani pernikahan.
Makna dan pesan dibalik kehadiran Tuhan Yesus dalam acara pernikahan adalah:
– Tuhan Yesus berkenan hadir dalam pernikahan umatNya
– Tuhan hadir untuk memberkati pernikahan, baik jasmani terlebih rohani
– Tuhan mau menyatakan mukjizatNya dalam pernikahan orang percaya.
– Tuhan memberikan teladan, bahwa menghadiri pernikahan adalah bagian dari pelayanan pastoral.
Prinsip-Prinsip Pelayanan Pernikahan
- Seorang Pelayan Tuhan harus berpedoman, bahwa pernikahan Kristen menganut prinsip pernikahan monogami, yaitu sekali menikah sampai maut/ kematian memisahkan.
- Seorang pelayan Tuhan harus menegaskan kepada calon mempelai, bahwa pernikahan adalah sebuah lembaga yang didirikan oleh Allah.
- Tidak kompromi, artinya pelayanan pernikahan harus didasarkan pada Alkitab Firman Allah, dan tunduk kepada kebenaran firman Allah.
- Harus menjunjung nilai-nilai kebenaran Alkitab firman Allah, di atas kepentingan lainnya.
- Menjaga kode etik pelayanan pernikahan: Menjaga rahasia pribadi calon mempelai pada proses konseling pra nikah; Menjaga hubungan dengan gereja denominasi lain apabila salah satu anggota jemaatnya, dikenan diberkati pernikahannnya di gereja kita, pun sebaliknya; Melayani dengan persiapan yang sungguh-sungguh, tak sekedar menjalankan rutinistas pelayanan pernikahan.; Tak membiarkan dirinya terjebak dalam pelayanan pernikahan yang semata-mata bersifat bisnis karena pengaruh dari sebuah EO (Event Organizer).; Menjaga marwah dari sebuah pelayanan pernikahan gerejani.
- Hanya melayani mereka yang benar-benar memenuhi persyaratan pemberkatan nikah berdasarkan Alkitab firman Allah.
- Memperhatikan dan tunduk pada undang-undang dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pernikahan, agar gereja bisa menyatakan kesaksian hidup Kristiani.
- Semaksimal mungkin menjaga “kesakralan” pernikahan Kristen.
- Pelayan Tuhan harus berpedoman dan percaya, bahwa nilai-nilai dari pernikahan terletak “pada dasar terjadinya” yaitu inisatif Allah, bukan manusia. [rds]