Apapun Keadaannya Pandang Yesus
Cara kita memandang suatu “kondisi/ situasi” memiliki dampak yang lebih besar pada kehidupan daripada “kondisi/ situasi” itu sendiri. Anda mungkin pernah melihat respon yang berbeda saat ada orang Kristen sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Seorang Kristen tampak tenang dalam menghadapi sakitnya, bahkan masih ada ucapan syukur keluar dari bibirnya. Namun seorang Kristen yang lain nampak cemas dan berada dalam ketakutan.
Alkitab mencatat, meskipun Rasul Paulus tidak melakukan kejahatan, ia mendapati dirinya dikurung secara tidak adil. Namun ditengah kondisi yang tanpa harapan, dia tahu tak akan rugi. Jika Kaisar memutuskan untuk mengeksekusinya, dia akan segera bersama Kristus, dan itu adalah pilihan yang jauh lebih baik di mata Rasul Paulus. Sebaliknya, jika Allah mengizinkannya untuk hidup, maka ia dapat melanjutkan pelayanan bagi kerajaan Allah. Sehingga ia berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21).
Ketika kita ‘diselamatkan’ hidup kita terikat erat dengan ‘Juruselamat.’ Walau disekeliling kita ada begitu banyak persoalan, Kristus yang berdiam di dalam diri kita akan melakukan sesuatu yang terbaik bagi kita. Segala yang kita hadapi, Dia hadapi. Situasi kita yang sulit dan menyakitkan adalah suatu kesempatan untuk membiarkan Kristus bersinar melalui hidup kita. Ketika Dia adalah hidup kita, maka apa pun yang terjadi, kita tidak akan kehilangan apa pun, termasuk segala sesuatu untuk diraih. Jadi marilah kita mengarahkan mata kita pada Tuhan Yesus Kristus. [law]