“Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis” (2 Tesalonika 2:14-15).
Seseorang yang memiliki keyakinan akan merasa bahwa keyakinannya itu benar. Namun sayangnya, seringkali sebagian orang percaya men-dasarkan/ menggantungkan keyakinanannya itu pada kondisi atau situasi nyaman pada kehidupan mereka saat ini. Tatkala keadaan berubah, keyakinan mereka juga turut berubah. Dengan kata lain, tidak jarang menemukan seseorang berulangkali mengalami masalah yang sama, padahal seharusnya sudah tuntas.
Bandingkan dengan keya-kinan dan pola pikir para pengikut Allah yang setia seperti yang dijelaskan dalam Kitab Suci. Meskipun bertahun-tahun diperlakukan tidak adil, Yusuf tidak goyah dalam komitmennya kepada Tuhan (Kej. 39:1-9). Berikutnya Daniel, ia adalah orang benar yang mendapatkan kepercayaan dari raja-raja asing di tanah penyembahan berhala dengan berdiri teguh dalam keyakinannya (Daniel 6:8-28).Teman-temannya Sadrakh, Mesakh, dan Abed-nego juga menolak untuk mengkompromikan keyakinan mereka meskipun ada ancaman kematian. Akibatnya, tekad mereka menyebabkan raja mengakui Tuhan sebagai satu-satunya Allah yang benar (Daniel 3:13-30).
Keyakinan saleh dari para pahlawan alkitabiah tersebut bertahan walau ditengah-tengah perubahan situasi dan kondisi, bahkan intimidasi dari orang yang memusuhinya.Kepercayaan yang tak ter-goyahkan kepada Tuhan dan Firman-Nya adalah dasar keyakinan mereka.
Saat ini, lebih dari se-belumnya, kita membutuhkan pria dan wanita yang berdiri teguh bukan hanya untuk melawan filosofi dan gagasan yang mengancam gereja tetapi juga melawan situasi kondsisi yang ada disekeliling kita. Maukah Anda berkomitmen untuk berani bagi Tuhan?
Seperti para pahlawan iman dalam Alkitab, kita harus berdiri teguh pada keyakinan rohani kita. (w/22)