“Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati. Janganlah kamu memasang api di mana pun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat.” (Keluaran 35:2-3)
Kata ”sabat” berasal dari kata Ibrani yang artinya ”beristirahat; berhenti”. Kata itu pertama kali muncul di Alkitab dalam hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel. (Keluaran 16:23; 20:8-10) Pada hari itu (sepanjang hari penuh), orang Israel tidak boleh pergi dari daerahnya, menyalakan api, mengumpulkan kayu, atau mengangkut barang. (Keluaran 16:29; 35:3;Bilangan 15:32-36; Yeremia 17:21) Kalau ada yang melanggarnya, orang itu bisa dihukum mati (Keluaran 31:15).
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Hari perhentian adalah hari dimana waktu bagi kita untuk bersama Tuhan. Waktu kita menyembah Tuhan, mendengar firmanNya dan diberkati Tuhan.
Namun demikian makna sabat itu sesungguhnya bukan hanya pada hari ketujuh semata. Setiap hari kita mesti sediakan sabat untuk Tuhan, hari perhentian untuk Tuhan. Hari dimana kita memiliki waktu khusus untuk Tuhan. Sudahkan kita menyediakan waktu khusus setiap harinya untuk Tuhan? [rhb]