Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (Rut 1:16).
Setiap orang pada dasarnya memiliki kesulitan dan kesusahan sendiri-sendiri. Seperti apapun tingkat kesulitan itu, respon seseorang atau sama lainnya berbeda-beda. Ada yang pasrah begitu saja, ada pula yang berusaha, ada yang mulai patah semangat dan akhirnya menyerah dengan keadaan yang dihadapinya.
Sebagai orang beriman, sudah seharusnya kita memiliki harapan. Kita percaya, bahwa Tuhan menyiapkan masa depan yang terbaik bagi anak-anakNya. Namun semuanya itu tergantung dari keputusan kita saat ini. Karena masa depan kita sudah dirancang oleh Tuhan sedemikian rupa. Untuk itu mari kita belajar melalui kisah Rut seperti yang tertulis dalam Rut 1:11-19.
Ada lima keputusan Rut yang bisa kita renungkan, bagaimana pada akhirnya keputusan tersebut mengubah masa depannya?
1. Pantang Mundur (tetap maju). Walaupun tidak tahu tentang masa depannya, tetapi dia percaya pada Allah yang disembah Naomi (mertuanya). Karena itu ia tetap mengambil keputusan mengikut mertuanya. Bahkan sesampai di Israel ia bekerja keras. Apa yang bisa dikerjakan, dia kerjakan.
2. Rela menderita. Hidup tidak selalu mudah, terkadang kita harus menghadapi berbagai pergumulan. Tetapi Allah telah merancang hidup kita menjadi ‘kepala’ dan bukan ‘ekor’ (menjadi pemenang), kita tetap naik dan tidak turun (artinya terus bertumbuh). Untuk menuju ke atas banyak halangan dan rintangan, tetapi itu harus kita hadapi, walau untuk hal tersebut kita terkadang harus menderita (bayar harga). Tuhan tidak pernah berjanji jalan kita selalu mulus, tetapi Dia berjanji menyertai kita, memberi kekuatan dan membela kita.
3. Tanggalkan identitas. Rut berani menanggalkan identitasnya sebagai orang Moab. Demikian kita harus berani menanggalkan manusia lama kita atau karakter lama kita, sebab kita telah masuk dalam warga kerajaan Allah. Jikalau kita tidak berani menanggalkan manusia lama kita maka kita tidak akan menemukan masa depan yang berkemenangan.
4. Menjadi penyembah Allah yang benar. Menjadi penyembah Allah itu bukan sekedar berbahasa roh, melainkan ada perubahan hidup sesuai dengan pimpinan Roh. Dan menjadikan Tuhan sebagai penguasa tunggal serta sebagai satu-satunya Tuhan yang layak disembah.
5. Setia sampai akhir. Oleh karena kesetiaannya, maka masa depan Rut telah diubahkan secara luar biasa, seperti yang tertulis dalam Rut 4:13-15. Dan hidupnya menjadi kesaksian banyak orang. [dopus/19]