KALEIDOSKOP,BETHANY.OR.ID- Teriakan sukacita, tepuk tangan, berlari, berdiri dan senda gurau mewarnai SOMAT ( Sekolah Orientasi Melayani Anak-anak Terang) yang diselenggarakan oleh Departemen Sekolah Minggu Gereja Bethany, di ruang Multi Purpose B, Graha Bethany Nginden Surabaya, pada Juni 2010.
Tidak seperti tahun lalu, kali ini Somat dibuka untuk dua kelas. Yaitu Kelas salvation yang berlangsung 17-19 Juni, dan Kelas Holy Spririt pada 21-23 Juni 2010. Penanggung jawab Somat, Liliana Anggraini menyatakan, acara tersebut dikuti oleh 130 anak. Mulai kelas 3 Sekolah Dasar hingga beberapa siswa kelas dua SMP .”Jumlah tersebut tak jauh berbeda dengan tahun kemarin,” ujar Liliana.
Somat yang dimulai pada 2000-2002, kemudian tahun 2005, lalu tahun 2009, akan lebih digiatkan lagi. Demikian kata lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Petra 2009 itu. Kalau sebelumnya sempat vakum, diharapan mulai tahun ini akan bisa rutin Setidak-tiidaknya setahun sekali, katanya.
Pengajar Somat adalah para guru senior sekolah minggu yang dipersiapkan oleh guru SOM Bethany Sekota.
Koordinator Sekolah Mingggu Bethany Nginden, Fenny Susan mengatakan, bahwa SOMAT tersebut sebagai SOM (Sekolah Orientasi Melayani) untuk anak-anak. Materinya diambil dari buku SOM yang umum. Metode pengajarannya disesuaikan dengan daya tangkap anak-anak.
“Menurut saya, kegiatan tersebut bagus untuk mendidik anak. Materi yang disampaikan dengan berbagai metode, termasuk melalui permainan dan juga nonton film rohani” katanya.
Youth Pastor Gereja Bethany Nginden, mengatakan, salah satu alasan diadakannya SOMAT adalah agar anak –anak bisa memanfaatkan waktu liburan dengan cara membangun kerohanian mereka.
SOMAT tahun ini dibagi menjadi 10 kelas. Tahun lalu, setiap kelas memakai nama para tokoh Alkitab. Tahun ini, pada setiap kelas memakai nama-nama tempat di Alkitab, dan masing-masingnya berlomba mendekor ruangan kelas.
Yang duduk di kelas 5 SD hingga SMP, diharuskan mengisi formulir A. Yang di kelas 3 hingga 4 sekolah dasar mengisi formulir B.
Sebut saja nama Neta (mahasiswa semester 2 Ciputra jurusan IBM) selaku wali kelas untuk umur 8-15 tahun, begitu senang melayani anak-anak. Dia mengaku, bahwa sejak usia 12 tahun sudah mengajar sekolah minggu. Karenannya dia merasa rindu dengan cara melalui kegiatan tersebut guna membawa anak-anak makin dekat dengan Tuhan.
Demikian halnya dengan Hadi (lulusan Food Tecnology Universitas Widya Mandala, 2008) yang mengatakan: “Saya senang melihat anak-anak. Mereka perlu diperlengkapi dengan pengajaran Alkitab yang kuat.” Dia merindukan anak-anak sekolah minggu untuk semakin cinta Tuhan dan mengerti pengetahuan firman Allah.
Nathania (siswa kelas 5 SD), mengaku baru pertama kali ikut SOMAT. Dia ikut atas keinginan sendiri, sehingga sangat aktif ikut kegiatan ini dan bisa mengikuti materi yang disampaikan,. Katanya. Demikian juga dengan Natanael (kelas 2 SD) dan Fen-fen (kelas 4 SD). Lain halnya dengan William (kls 5 SD) yang mengikutu acara tersebut bersama adiknya. “Memang pengin ikut SOMAT dan rencana ikut kelas selanjutnya.” Acaranya seru, katanya. Hal yang sama diungkapkan oleh Michael (kls 2 SD) dan Vivi (kelas 5 SD).
Dalam SOMAT untuk Kelas Keselamatan, tujuan pengajaran adalah membawa anak-anak agar mengerti tentang penciptaaan dan kejatuhan manusia dalam dosa. Hendaknya para anak menyadari dan menerima sepenuhnya, bahwa satu-satunya keselamatan itu hanya ada di dalam Yesus Kristus, yang akhirnya menyadari, bahwa dirinya adalah sebagai “ciptaan yang baru”, yang, diubah oleh Allah.Materi yang mereka terima tentang antara lain, doktrin tentang Alkitab, penciptaan yang indah, kejatuhan manusia dalam dosa (sumber:tabloidbethany.182/aw/ss/as/sbgi)