KALEIDOSKOP, BETHANY.OR.ID – Bermula dari sebuah Persekutuan Doa dengan nama “PD Ekklesia” pada tahun 80’an, jadilah Gereja Bethany Indonesa Jemaat Ekklesia Puncak Permai seperti sekarang ini.
Kala itu Persekutuan Doa diadakan setiap hari kamis di Jl. Sukomanunggal Jaya VI/20 Surabaya dipimpin oleh Pdt.Yesaya Bobby Indarwanto. Jumlah yang ikut kurang lebih 30 orang. Pada 1996, Pdt. Yesaya Bobby Indarwanto beserta keluarga pindah ke Jakarta karena pekerjaan. Atas saran Pdt.Christine Here pembina “Persekutuan Doa Ekklesia” tersebut dipindahkan ke rumah Pendeta Lukas Lukman Widjaja yang saat itu menjabat Koordinator Gereja Bethany Cabang Tunjungan dan Cabang Satelit Surabaya.
Pendeta Lukas Lukman Widjaja pun membuka pintu rumahnya di Jalan Puncak Permai utara No.23 Surabaya untuk “Persekutuan Doa Ekklesia” yang dilimpahkan kepadanya. Persekutuan diadakan setiap hari kamis pada jam 10.00 WIB.
Pada pertengahan Juni 1997, Gereja Bethany Cabang Satelit yang sebelumnya “kebaktian” di Cafeé Aneka Rasa, berpindah tempat “kebaktian” ke Jalan puncak Permai Utara No. 23. Sebab cafe tersebut tidak memenuhi syarat sebagai tempat kebaktian. Empatpuluhan orang jemaat Bethany akhirnya beribadah bersama-sama anggota “Persekutuan Doa Ekklesia” dikawasan Puncak Permai.
Bersamaan dengan itu, pada Juni 1997 berdirilah Gereja Bethany Cabang Puncak Permai. Gereja Bethany Pusat menunjuk Pdp. Soekiman Hardjo sebagai koordinator. Hal itu berlangusng hingga 8 Agustus 2002, sebab Pdp. Soekiman Hardjo meninggal dunia. Gereja Bethany Pusat selanjutnya menunjuk Pdp. Chresnadi sebagai koordinator menggantikan tugas Pdp. Soekiman Hardjo.
Pada awal 2003, Gembala Sidang Gereja Bethany, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra diberhentikan sepihak oleh Sinode Gereja Bethel Indonesia, sehingga beliau mendirikan Sinode Gereja Bethany Indonesia.
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra menyampaikan, bahwa dalam satu sinode harus ada gereja lokal atau gereja otonom. Menanggapi visi itu, Pdm. Lukas Lukman Widjaja mengadakan rapat dengan penatua dan pengurus gereja untuk membahas status Gereja Bethany Puncak Permai. Alhasil, semua diaken dan diakones bersepakat menaikkan status Gereja Bethany Cabang Puncak Permai dari cabang menjadi otonom (berdiri sendiri) dalam naungan Sinode Gereja Bethany Indonesia.
Menyikapi dukungan itu, Pdm. Lukas Lukman Widjaja menindak lanjuti dengan membeli rumah di Jl. Puncak Permai Utara No.29 Surabaya (tempat ibadah sekarang). Pada 10 Desember 2003, Pdm. Lukas Lukman Widjaja mengajukan surat otonom kepada Ketua Umum Sinode Gereja Bethany, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra. Pada 09 Januari 2004 keluarlah surat keputusan dari sinode, bahwa Gereja Bethany Indonesia Cabang Puncak Permai menjadi gereja lokal (otonom).
Berikutnya pada 01 Februari 2004, Pendeta Lukas Lukman Widjaja ditahbiskan sebagai Gembala Sidang Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai. Bersamaan dengan itu ditahbiskan pengurus gereja setempat, lalu diakhiri dengan serah terima dari Pdp. Chresnadi selaku koordinator kepada Pendeta Lukas Lukman Widjaja sebagai gembala sidang. Sebagai penghargaan dan ucapan terimakasih, Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai memberikan tanda mata kepada Pdp. Chresnadi.
Membangun Tempat Ibadah
Setelah pentahbisan, gereja Bethany Puncak Permai mengambil langkah iman membangun sebuah tempat ibadah di Jl. Puncak Permai Utara No 29 Surabaya. Biaya pembelian tanah kala itu enam ratusan jutaan, segala upaya dikerahkan untuk mencukupi pembiayaan. Bukan hanya kas pembangunan, kas gereja, kas SOM, termasuk mobil pribadi Pdt. Lukas Lukman Widjaja ikut dijual untuk menutupi kekurangannya.
Membangun tempat ibadah memang tidaklah mudah, ada saja tantangannya, hal itu dialami jemaat Puncak Permai. Bukannya dukungan dan bantuan yang diterima, sebaliknya sempat terdengar suara-suara miring, bahwa Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai dijadikan usaha untuk mencari keuntungan. Terdengar juga berita sampai kapan Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai akan bertahan, dan kemudian ditutup.
Namun Gembala Sidang dan pengurus dikuatkan oleh Injil Yohanes 12:32 yang menyatakan, “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.”
Dengan penguatan firman itu, jemaat semakin bertambah. Tuhan mulai mengirimkan jiwa-jiwa. Pernah suatu ketika gereja tersebut mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), yang hadir 650-an jiwa, saat itu jumlah jemaat hanya 250 orang.
Bersosialisasi
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pendirian gereja adalah sosialisasi dengan masyarakat sekitar, dan hal itu dilakukan oleh Gereja Bethany Puncak Permai.
Walau terbilang masih muda, keberadaan gereja tersebut mendapat perhatian yang positif dari mayarakat sekitar. Banyak sosialisasi yang sudah dilakukan diantaranya menyelenggarakan acara jalan sehat, bazar, lomba aerobik dan lomba-lomba unik lainnya yang diikuti masyarakat umum.
Beberapa kali Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai dipercaya warga Darmo Permai Utara dan warga Puncak Permai untuk menangani Natal Paguyuban dan Paskah Paguyuban warga. Dua tahun terakhir berturut-turut juga dilibatkan Rukun Warga Darmo Permai Utara untuk mengisi paduan suara dalam acara 17 Agustus memperingati HUT kemerdekaan RI.
Beberapa seminar rohani juga pernah diadakan. Pada 18 Oktober 2005 Gereja Puncak permai pernah mengadakan peneguhan nikah massal yang diikuti oleh 10 pasang suami istri.
Kegiatan lainnya adalah mengadakan Natal bersama Panti Asuhan dan Panti Jompo Yayasan Pelayanan Kasih pada Desember 2006.
Mulai bertumbuh
Sejak Gereja Bethany Puncak Permai menjadi gereja lokal, pembaptisan dan pemberkatan nikah dilakukan sendiri oleh Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai. School of Ministry (SOM) pun dibuka, angkatan pertama sebanyak 47 siswa yang menyelesaikan pelajaran keselamatan sampai kepemimpinan II. Saat ini Gereja Bethany Indonesia Puncak Permai memiliki tujuh pejabat gereja, satu pendeta, dua pendeta muda dan empat pendeta pembantu. Dalam menggembalakan jemaat gereja, Pdt. Lukas Lukman Widjaja dibantu oleh seorang full timer, tujuhbelas pasang suami istri diaken dan diakones, 36 orang musik pujian, 13 guru sekolah minggu dan 14 pelayan pemuda remaja. Pada 01 Februari 2008, GBI Bethany Puncak Permai berganti nama Gereja Bethany Indonesia Jemaat Ekklesia Puncak Permai. Sampai saat ini Gereja Bethany Indonesia Jemaat Ekklesia-Puncak Permai dipercaya Tuhan 650 jemaat dan 18 kelompok Family Altar.(bpc/wic)