“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9a)

SEJARAH kerajaan Yehuda, umat Allah, dicemari oleh sikap sekuler Raja Asa, salah satu raja Yehuda. Sikap Asa dinilai bodoh oleh Allah,  karena dalam keadaan terdesak, ia bersandar pada kekuatan bangsa Aram. Asa telah memimpin rakyatnya dengan mengandalkan kekuatan bangsa  asing (tak kenal Tuhan) daripada bersandar pada Allah. Sikap Asa itu tentu saja melecehkan dan mempermalukan kehormatan Allah.

2 Tawarikh 16:9 mengatakan bahwa sesungguhnya “….mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya  kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia”.

Ayat ini menegaskan bahwa pertolongan dari Tuhan  sesungguhnya sudah tersedia  kalau saja Asa mencari Tuhan. Allah tidak pernah mengabaikan umat-Nya dan siap menolong mereka. Tetapi, Asa ragu dan meremehkan Allah namun disisi lain menganggap kekuatan manusia lebih bisa diandalkan.

Saat jatuh sakit, Asa diperingatkan oleh nabi Hanani. Namun  Asa menunjukkan kebebalannya dengan menolak peringatan itu. Bahkan ia mencari pertolongan tabib-tabib daripada mencari pertolongan Tuhan.

Persoalannya bukan sekedar ia bersandar pada para tabib, tetapi kesalahannya yang terbesar adalah sikap hati yang keliru dengan meremehkan kuasa Allah. Akhirnya Allah menyerahkan dia pada konsekuensi pilihannya sendiri. Allah tidak menyertai maupun menolongnya.

Kisah Asa tentu saja pelajaran bagi kita semua. Apapun yang terjadi, tetap andalkan TUhan saja. Kuatkan dan teguhkan hati kita, Tuhan yang menyertai kita sanggup menolong kita.  Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.  Allah  dekat dengan umat-Nya dan ia menginginkan kita untuk bersandar kepada-Nya lebih dari apapun.[rhb]