“Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN …… mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku…. sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa” (Yesaya 56:6, 7).
Rumah doa dapat berarti hidup kita atau gereja – perhimpunan orang percaya. Inilah karakteristik yang benar bagi gereja yang bertumbuh – hidup yang dipenuhi dengan doa.
Dalam berdoa, setidak-tidaknya ada unsur-unsur berikut (seperti doa Daud dalam 1 Taw. 29:10-19): pujian, ucapan syukur, pengakuan, permohonan, dan syafaat. Kelima elemen ini merupakan ciri dari doa yang benar yang kita naikkan kepada Allah.
Firman Tuhan juga menyebutkan akan adanya orang-orang asing yang akan bergabung dalam rumah doa. Yesaya pasal 56 ini menunjuk adanya dua macam orang yang disebut dengan golongan asing: orang kebiri (ay. 1-5) dan orang asing (ay 6-8). Kelompok ini mewakili orang-orang yang dijauhkan dari sistem keagamaan bangsa Israel. Pada zaman Yesus, mereka adalah orang-orang cacat, pelacur, pemungut cukai, orang-orang sakit seperti kusta, dsb – orang-orang yang diasingkan dari masyarakat. Dalam zaman modern ini siapakah mereka itu? Janda? Homoseks? Lesbian? Bajingan? Anda bisa menyebutkan mereka satu persatu – orang-orang yang tidak dipedulikan oleh masyarakat, bahkan oleh orang Kristen sendiri. Siapapun mereka, Allah akan menarik mereka untuk dikuduskan dan dihantar ke dalam rumah doa-Nya.
Gereja adalah rumah doa. Bukan tempat arisan, ngrumpi, pacaran, mejeng, atau ajang pamer ‘berpidato’ (baca: berkhotbah), ‘berkicau’ (baca: menyanyi), atau bermain musik. Rumah Allah adalah kudus, karena rumah ini akan menarik orang-orang berdosa untuk masuk ke dalamnya.
Secara individu hidup kita juga harus menjadi rumah doa. Dan Allah rindu semua anak-Nya menjadi rumah doa. Bagaimana supaya kita bisa menjadi rumah doa?
Pertama, dibersihkan.
Sebagaimana Yesus mengusir para pedagang dalam Bait Allah (Mat. 21:12, 13), begitu juga Allah harus membersihkan kita dari berbagai kotoran supaya Allah dapat memakai kita menjadi rumah doa-Nya. Akar kepahitan, kebencian, dosa, dan berbagai kotoran lainnya harus disingkirkan.
Kedua, Tuhan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan (Zak 12:10).
Roh permohonan ini adalah roh doa, karena dengan adanya roh ini kita akan memiliki hati yang yang hancur menyaksikan orang-orang yang belum selamat. Untuk selanjutnya kita akan dapat berjalan di dalam belas kasihan Allah bagi orang-orang terhilang.[rhb]
Allah membenci dosa dan Ia menyukai doa.