“Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka ini juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya.” (Roma 8:30)
Akhir kalimat dari ayat diatas terdapat kata “dimuliakanNya” Seseorang yang “dimuliakan” Tuhan tidak berdasarkan latar belakang pendidikan, ras, status sosial, jabatan dan lain sebagainya, namun semua karena anugerahNya melalui percaya kepada Kristus. Namun sayangnya masih banyak orang Kristen tidak menikmati posisi tersebut. Dalam hal ini tentunya ada sesuatu yang perlu dikoreksi dalam diri setiap orang percaya.
Setidaknya yang harus kita lakukan adalah menerima Injil yaitu percaya, bertobat, lahir baru, dibaptis, dan dibenarkan. Hal tersebut akan membawa kita pada posisi yang ditentukan Tuhan. Kehidupan kita dari hari ke hari itu semestinya mengalami perubahan. Bila tidak, maka ada sesuatu yang salah tentang pemahaman kita akan firman Tuhan.
Orang percaya memiliki posisi yang mulia seperti ditegaskan dalam 1 Petrus 2:9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Saudara, memiliki predikat sebagai imam dan raja tidak hanya sekedar kita gunakan kebanggaan, karena di dalamnya terkandung amanat agung yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat dengan tujuan menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20. Tugas dan tanggung jawab ini menjadi bagian dalam hidup kita.
Jika ingin diberkati, kita harus mengundang Yesus dalam hidup kita agar tetap berada dalam posisi yang telah ditetapkan Tuhan.
Ada beberapa penting yang harus kita perhatikan saat berada dalam posisi yang diberkati, diantaranya:
Jangan sombong
Karena kesombongan merupakan awal dari kehancuran seperti yang tertulis dalam Amsal 16:18, “Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
Jangan egois atau mementingkan diri sendiri Sikap ini sama dengan serakah. Firman Tuhan menasihatkan dalam Roma 15:1, ”Kita, yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan diri sendiri.” Orang yang egois tidak pernah memperdulikan orang lain.
Tetap menjadi berkat bagi semua orang, supaya nama Bapa dipermuliakan seperti tertulis dalam Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan, BapaMu yang di sorga.”
Biarlah melalui renungan ini, kita mampu mempertahankan Iman, supaya kita tetap berkenan di hadapanNya, dan kemuliaan Allah tetap nyata dalam kehidupan kita. [rhb]