“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:31-32).
Salah satu sikap paling merusak yang dapat dialami oleh seorang percaya adalah kebencian. Pikirkan tentang ini: Seberapa baik terang Kristus dapat bersinar melalui kehidupan yang diselimuti kemarahan, kepahitan, dan kebencian? Sikap seperti itu tidak mencerminkan citra positif Yesus kepada non-Kristen.
Tapi masalahnya hal tersebut mempengaruhi lebih dari kesaksian kita terhadap dunia yang tidak percaya. Bahkan di gereja, tidak sulit untuk menemukan individu yang penuh dengan permusuhan. Dari mana sikap ini berasal?
Salah satu alasan beberapa orang percaya bergumul dengan kebencian adalah ketidakmampuan untuk ‘memaafkan luka’. Apakah mungkin itu Anda? Pikirkan tentang seseorang yang bersalah kepada Anda di masa lalu, dan tanyakan pada diri Anda tiga pertanyaan:
1. Jika Anda membenci seseorang, Anda tidak dapat menggoyahkan ingatan. Apakah adegan itu muncul di benak Anda berulang-ulang?
2. Jika Anda membenci seseorang, Anda tidak bisa mendoakan dia baik-baik saja. Apakah Anda menginginkan yang terbaik untuk orang yang telah menyakiti Anda?
3. Jika Anda membenci seseorang, Anda ingin orang itu juga terluka. Apakah Anda diam-diam menginginkan orang ini untuk mengalami rasa sakit yang Anda derita?
Apakah pertanyaan-pertanyaan ini mengungkapkan permusuhan tersembunyi di dalam hati Anda? Jika demikian, jangan tinggalkan halaman ini tanpa merenungkan dengan sungguh-sungguh Efesus 4:31-32. Bacalah bagian itu dengan keras. Kemudian sesuaikan itu menjadi sebuah doa, dan biarkan Roh Kudus menggerakkan Anda untuk memaafkan luka lama. Semakin cepat kita menghadapi kebencian di hati kita, semakin terang kesaksian kita akan bersinar. [rhb]