Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1Samuel 16:7)
Selama beberapa jam pertama acara reuni 30 tahun universitas mereka, Mary Schmich bersama teman-temannya sebagian besar menghabiskan waktu untuk membicarakan paras teman-teman sekelas mereka. Akan tetapi, pada saat acara terus berlangsung, fokus perhatian mereka pun perlahan-lahan mulai berubah. Selanjutnya, di kolom Chicago Tribune, Mary menulis demikian, “Pada saat Anda telah terbiasa dengan fakta bahwa waktu ternyata telah merampas setiap hal dari kepunyaan Anda — atau menambahkannya di tempat yang salah … maka berhentilah untuk berpikir tentang penampilan [dan] mulailah berbicara tentang kehidupan.”
Selama ini kita banyak mencurahkan waktu dan perhatian untuk penampilan fisik yang kita anggap sebagai aspek terpenting kehidupan. Akan tetapi, Alkitab telah memberi peringatan kepada kita bahwa Allah menghendaki agar kita memandang diri sendiri dan orang lain dengan cara pandang yang berbeda.
Ketika Tuhan mengutus Samuel untuk mengurapi seorang raja baru atas bangsa Israel (1Samuel 16:1), Allah mengingatkannya untuk tidak sekadar melihat ciri-ciri fisik, “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi …. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (ayat 7).
Firman Allah memberi terguran yang keras kepada mereka yang memuja penampilan (Yakobus 2:1,2). Tatkala kita mulai memandang orang lewat cara pandang Allah, fokus kita akan berubah dari penampilan menjadi kehidupan –(dcm/rhb)
CERMIN KITA MEMPERLIHATKAN PENAMPILAN LUAR