Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)
Adalah sebuah kisah nyata tentang seorang wanita kristiani, bernama Mrs. Jones, usianya pada 2014 lalu 92 tahun. Meskipun memiliki keterbatasan fisik karena matanya buta, ia selalu berpakaian rapi. Rambutnya selalu tersisir dan ia berdandan dengan sangat cantik. Setiap pagi ia menyambut hari yang baru dengan penuh semangat.
Saat suaminya meninggal pada usia 70 tahun, wanita itu merasakan perlunya pindah ke sebuah ‘panti wreda’ supaya mendapatkan perawatan yang layak. Pada hari kepindahannya, seorang tetangga yang baik hati mengantarkannya ke panti. sesampai di tempat itu ia pun menunggu di lobi, karena kamarnya sedang dipersiapkan.
Beberapa jam kemudian seorang petugas datang menjemput. Wanita itu tersenyum manis sembari mengarahkan alat bantu jalannya menuju lift. Petugas itu bercerita dan menggambarkan keadaan kamar yang hendak dihuni. Petugas tersebut juga menyinggung soal gorden baru yang dipasang di jendela kamarnya. Lalu sahutnya, “Saya menyukainya.”
Petugas panti menyela, “Tapi Bu Jones, Anda ‘kan belum melihat kamarnya.” Bu Jone tersenyum dan berkata, “Hal itu tak ada pengaruhnya. Sebab kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Entah saya menyukai kamar itu atau tidak. Hal itu juga tidak tergantung pada penataan kamar saya. Tetapi, tergantung pada sikap saya, yaitu bagaimana saya menata pikiran saya?”
Saya sudah memutuskan untuk menyukainya. Itu keputusan yang saya buat setiap pagi saat bangun tidur. Saya punya pilihan; Saya dapat menghabiskan hari di tempat tidur menceritakan kesulitan yang saya miliki dengan bagian-bagian tubuh saya yang tidak lagi berfungsi, atau bangun dari tempat tidur dan bersyukur untuk orang-orang yang melakukannya. Setiap hari adalah hadiah, dan selama bernafas, aku akan fokus pada hari yang baru dan semua kenangan indah yang aku simpan, hanya untuk saat ini dalam hidupku. ”
Dia kemudian menjelaskan, “Usia tua itu seperti rekening bank. Suatu saat kita akan menarik diri dari apa yang sudah kita masukan. Jadi, saran saya setorlah banyak kebahagiaan di rekening kenangan di bank, maka anda dapat menarik kebahagiaan.”
Dan sambil tersenyum, dia berkata: “Ingat lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia: bebaskan hatimu dari kebencian; bebaskan pikiran kita dari kekhawatiran; hidup sederhana; lebih banyak memberi; sedikit berharap pada manusia.
Pernyataan Mrs. Jone memberi pelajaran berharga. Alkitab mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!” (Filipi 4:4). Ingatlah selalu akan semua yang telah dilakukan Yesus bagi Anda dan bersyukurlah. Demikianlah seharusnya Anda menata pikiran Anda. [dopus/19]