“… dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah … seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri.” (Filipi 2:3)
Tom Knapp tidak pernah memenangkan sebuah pertandingan pun di sepanjang karier berlarinya di Sekolah Menengah Umum. Tom adalah seorang “pemacu”. Tugasnya adalah menentukan kecepatan lari untuk diikuti anggota timnya, yang kemudian akan mendahuluinya ke garis akhir. Ketika ia dapat berlari dengan kencang, ia memampukan rekan timnya untuk menang. Walaupun Tom tidak pernah memiliki tenaga cadangan yang cukup untuk menyelesaikan pertandingan dan menang, sang pelatih menganggapnya sebagai anggota tim yang berharga.
Kitab Perjanjian Baru pun memerintahkan kita berlari dalam sebuah pertandingan iman dengan memikirkan keberhasilan orang lain. Kita diharapkan “…tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memerhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2:3,4). Teladan kita untuk hidup seperti itu adalah Yesus Kristus, yang meninggalkan kemuliaan surga untuk menjadi manusia sama seperti kita, dan mati di kayu salib sehingga kita dapat beroleh hidup kekal (ayat 5-8).
Jika dorongan keteladanan kita dapat membantu orang lain untuk bertumbuh dan berhasil, kita seharusnya bersukacita. Saat ‘hadiah kekal’ diberikan atas pelayanan yang setia kepada Allah, maka banyak “pemacu” akan mendapatkan penghargaan khusus. Hingga saat itu tiba, marilah terus berlari sehingga orang lain pun juga menang. (DM/rhsb).
Anda tidak mungkin kalah jika anda menolong orang lain untuk menang