“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”
(Kisah Para Rasul 2:42)
Setelah Yesus naik ke sorga, murid-murid tidaklah langsung pulang ke rumah masing-masing. Mereka berkumpul untuk berdoa dan menantikan kepenuhan Roh Kudus. Ketika Roh Kudus dicurahkan, suatu kegerakan yang luar biasa terjadi. Rasul Petrus, yang dulunya penakut diubahkan menjadi pribadi yang pemberani. Setelah berkotbah, tiga ribu orang membuka hati, bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Kalau hari-hari ini kita melihat sebuah kebangunan rohani, maka sesungguhnya hal itu tidak terjadi begitu saja. Sebelumnya ada orang-orang yang berdoa.
Jika hidup kita ingin berdampak bagi orang yang ada di sekitar kita, dan juga menarik mereka kepada Kristus, hal itu tidak bisa dilakukan dengan kekuatan kita sendiri. Berdasarkan nats di atas, kita dapat mengetahui, bahwa doa harus menjadi bagian dari gaya hidup orang percaya.
Itulah sebabnya, kehidupan jemaat pada gereja mula-mula membawa dampak yang luar biasa bagi orang yang ada di sekitarnya. Milikilah kehidupan doa yang kuat bersama dengan Kristus, agar hidup kita dapat menarik orang kepada Kristus. [rhb]