Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya (1Petrus 5:6)
Seorang penulis bidang olahraga menggambarkan mantan pemain bisbol liga utama sekaligus manajer, Don Baylor, sebagai seorang yang selalu mengingat bagaimana rasanya “diturunkan” ke liga minor. Apabila salah satu pemainnya harus mengalami penurunan posisi, ia selalu akan menemuinya untuk menjelaskan tentang keputusan tersebut. Seorang pemilik tim berkomentar mengenai Baylor, “Ia telah mengalami banyak pelajaran hidup yang dapat ia bagikan kepada para pemain.” Ada perbedaan besar apabila seorang manajer mengetahui bagaimana perasaan seorang pemainnya.
Penurunan pangkat, hak istimewa, atau tanggung jawab selalu menimbulkan perasaan rendah diri. Tetapi hal-hal ini bisa jadi merupakan bagian dari pelatihan dari Allah dalam hidup kita. Rasul Petrus berkata, “‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’ Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (1 Petrus 5:5,6).
Rasul Paulus menjelaskan, bahwa Yesus adalah teladan kerendahan hati bagi kita. Dia turun dari surga untuk menjadi manusia. Dia adalah seorang “hamba yang setia” yang taat sampai mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita (Filipi 2:6-8).
Kerendahan hati dan ketaatan kepada Allah bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti dari sifat dan kuasa seperti yang diteladankan oleh Kristus. Kita dapat menerima keberanian dan kekuatan dari Yesus sendiri, yang mengetahui bagaimana rasanya “diturunkan” –rhb