“Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan” (Mazmur 40:2,3)
Sebuah kapal selam Inggris mengalami kerusakan di dasar lautan. Beberapa hari berlalu dan awak kapal kehilangan pengharapan akan mendapat pertolongan. Kemungkinan munculnya pertolongan pupus karena mereka belum dapat memberitahukan posisi mereka yang pasti pada kapal yang ada di permukaan laut. Sang kapten yang berwibawa kemudian menjelaskan kepada awak kapalnya bahwa tak lama lagi mereka akan mati, dan ia menyarankan agar mereka menyanyikan sebuah kidung pujian. Lalu bersama-sama mereka pun menyanyikan lagu ini: “Kegelapan semakin pekat — Tuhan, tinggallah bersamaku.”
Ketika persediaan oksigen mulai habis, kondisi mereka pun semakin lemah. Seorang pelaut yang tubuhnya melemah lebih cepat dari yang lain terhuyung-huyung maju, menabrak peralatan kapal yang berfungsi untuk mengapungkan kapal ke permukaan air. Tiba-tiba mesin yang tidak berfungsi mulai bekerja, dan perlahan-lahan kapal terangkat dari dasar laut. Mereka semua kembali ke pelabuhan dengan selamat.
Pembebasan yang lebih hebat dari lautan yang sesungguhnya adalah pemeliharaan Allah bagi mereka yang terjebak dalam samudera ketidakpercayaan. Hanya mukjizat anugerahlah yang dapat mengangkat kita dari lubang dosa dan kecemaran.
Bila Anda terjebak di dalam cengkeraman dosa, hanya Yesuslah yang dapat memberi Anda awal yang baru. Jika Anda memercayai Sang Juru Selamat, maka Anda akan diangkat dari “perairan” penghakiman dan dapat masuk ke dalam terang pengampunan Allah. (rhb)