“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah ….terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua” (Kisah 16:25-26).
Bom, gelegar ledakannya memang semengagetkan akibat yang ditimbulkannya. Setiap ada ledakan hebat, dengan fasih orang berteriak, “Ada bom!”
Bom sebetulnya wadah berisi bahan peledak yang, tentu saja, dapat meledak bila dihubungkan dengan sumbu atau pemicu. Dia bisa dijatuhkan (misalnya dari pesawat terbang) atau diletakkan pada posisi dan dalam keadaan tertentu.
Sedangkan bahan peledak merupakan zat yang menghasilkan ledakan akibat gas yang mengembang dengan cepat. Menurut tingkat bahayanya, bahan peledak terbagi atas high explosive (berdaya ledak tinggi/besar) dan low explosive (berdaya ledak ringan/rendah). Contoh bahan berdaya ledak rendah adalah kembang api dan petasan. Sedangkan bahan berdaya ledak besar misalnya dinamit, TNT, Semtex, PETN, RDX, dll.
Cukup! Saya tidak bermaksud memberikan kuliah di kelas yang membahas terorisme. Tetapi saya berbicara tentang senjata orang Kristen yang lebih dahsyat dari segala macam bom yang ada di muka bumi ini. Yang saya maksudkan adalah pujian! Wow! Itulah senjata kita, kawan. Itulah perlengkapan kita di medan perang. Itulah kekuatan kita ketika musuh sedang mengepung kita. Saya tidak berbicara mengenai pujian hafalan atau pujian yang hanya keluar dari bibir, tetapi pujian yang dinaikkan dengan segenap hati dan penuh dengan kesungguhan untut pengagungan kepada Allah kita yang perkasa.
Paulus dan Silas berada di dalam penjara, sampai akhirnya mereka mengeluarkan senjatanya. Mereka memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh sampai-sampai pujian itu didengarkan oleh semua tahanan. Mereka tidak menyanyi dengan berbisik-bisik. Mungkin saja mereka diteriaki oleh para tahanan lain agar mereka berhenti menyanyi. Atau mereka diancam agar diam. Tetapi mereka tetap memuji Tuhan. Tidak peduli apapun yang terjadi, pokoknya memuji Tuhan.
Dan akibat pujian seperti ini sungguh dahsyat. Tuhan bekerja. Pintu penjara itu terbuka karena sendi-sendinya rontok oleh kedahsyatan bom pujian! (hi/rhb)
Setan tidak takut bom nuklir, tetapi bom pujian.