“Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa” (Yohanes 21:3c).
KETIKA seseorang dilingkupi oleh kekecewaan, pada umumnya ia akan mudah tawar hati. Jika hal itu dibiarkan terus menerus, bisa jadi seseorang akan kembali kepada pola hidup manusia lama dan hal itu justru akan menjadikannya makin terpuruk.
Pengalaman murid-murid Tuhan Yesus memberikan pelajaran bagi kita, tentang suatu akibat jika hati kita menjadi dingin. Mereka mencoba kembali ke kehidupan yang lama sebagai seorang nelayan. Saat mereka kembali ke dalam kehidupan yang lama itu, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Sama halnya saat mereka sebelum dipanggil Tuhan Yesus (Luk. 5:1–11 ). Mereka mencoba dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki untuk kembali menjadi nelayan. Namun ternyata mereka tidak mendapatkan apa-apa.
Injil Yohanes 21:1–14, mengungkapkan, Tuhan Yesus mendatangi murid-murid-Nya yang sedang berhati dingin. Tuhan Yesus mulai mengingatkan mereka tentang perjumpaan mereka dengan Tuhan Yesus. Artinya, Tuhan Yesus mengingatkan kembali mengenai awal mula kasih saat perjumpaan pertama mereka dengan Tuhan Yesus. Begitu juga dengan kita saat kita mulai berhati dingin, maka Tuhan Yesus menghendaki kita mengingat kembali bagaimana perjumpaan pertama kita dengan-Nya, dan bagaimana kita mengalami awal mula kasih dengan Tuhan Yesus.
Jadi, apabila kita tawar hati, mulailah membuka hati kita supaya Tuhan Yesus bekerja menjamah kita dan merestorasi hati kita yang sedang berhati dingin. Biarkan Tuhan Yesus mencurahkan kasih-Nya kepada kita, sehingga kita dapat kembali kepada kasih kita yang semula kepada Tuhan Yesus. (ip/rhb)
Jadi kuatkan dan teguhkan hatimu. Jangan kecewa dan tawar hati, sebab TUHAN beserta kita.