“Demikianlah mereka memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun mereka hidup mengikuti jejak Daud dan Salomo” (2 Tawarikh 11:17).
Charles Darwin tak asing ditelinga kita. Melalui teori evolusi yang ia tulis dalam bukunya: “The Origin of Species” dia mengatakan bahwa asal muasal manusia itu dimungkinkan dari ras seperti monyet. Perkembangan selanjutnya, ia menjadi pujaan kaum anti-agama diseluruh dunia.
Sebelumnya hidup Darwin seperitnya terlihat taat kepada Tuhan. Ia pernah mempersiapkan dirinya untuk menjadi pendeta. Saat itu ia berkata: “Tidak ada kesangsian dalam diriku akan kebenaran tiap-tiap kata di Alkitab”.
Tetapi selang beberapa waktu setelah ia memberikan gagasan tentang teori evolusi, ia berkata dalam bukunya yang menggemparkan itu: “Ilmu pengetahuan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Kristus. Bahkan saya sama sekali tidak percaya adanya wahyu Tuhan. Mengenai masa depan, manusia haruslah menentukan jalannya sendiri”.
Syukurlah, seorang wanita Kristen saleh yang sering mengunjungi Charles Darwin menjelang kematiannya, Lady Hope dari Northfield, menceritakan bahwa sebelum mati, ia akhirnya kembali kepada iman yang benar. Ia menyesal telah melontarkan gagasan yang kontra terhadap kebenaran Allah, yang telah menimbulkan kepanikan banyak orang Kristen.
Tidak banyak orang seperti Charles Darwin, kembali kepada iman yang benar menjelang kematian. Tetapi yang perlu dicatat di sini adalah kerugian terbesar dalam hidupnya yang tidak mungkin didapat kembali, yaitu saat-saat manis yang hilang bersama Kristus, bersamaan dengan kepergiannya – meninggalkan iman yang benar!
Mengapa ada sebagian orang Kristen tidak memiliki iman yang kuat? Mengapa daya tahan Rehabeam hanya tiga bulan saja dan setelah itu ia meninggalkan hukum Tuhan (2 Taw. 12:1)?
Tuhan Yesus ungkapkan perumpamaan tentang “seorang penabur” (Mat. 13:1-23). Diiungkap disitu empat model kualitas rohani. Kualitas orang Kristen “memble” diibaratkan dengan benih yang jatuh di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, dan tengah semak duri. Awal-awal pertumbuhannya saja kelihatan oke, tetapi setelah itu “memble”-nya kelihatan alias layu dan mati. Berbeda dengan orang Kristen kualitas terbaik . Inilah yang disebut dengan kualitas “tahan banting”, sebab apapun yang terjadi, benih itu terus tumbuh sampai menghasilkan buah.
Garis-bawahi 3 kata kunci yang digunakan oleh ke-3 penulis Injil untuk menghasilkan benih yang tumbuh dan berbuah dengan sukses: mengerti firman (Mat. 13:23), menyambut firman (Mrk. 4:20), dan menyimpan firman dalam hati (Luk. 8:15). Ke-3 unsur inilah yang tidak boleh diabaikan saat kita mendengar firman! Mari hargai anugrah Tuhan dengan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai hamba-hambaNya.[rhb]