” Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku” (Ulangan 5:29)
Seorang wanita dari Colorado Springs duduk di mobilnya yang diparkir di depan sebuah Sekolah Dasar setiap siang sambil mengarahkan alat pengering rambut dari jendela mobilnya kepada setiap kendaraan yang lewat. Banyak pengemudi mengira benda itu adalah pistol radar [pengukur laju kendaraan], sehingga mereka memperlambat laju kendaraannya. Misinya berhasil! Tanda batas kecepatan maksimum yang dipasang di area sekolah sering kali harus disertai dengan ancaman hukuman agar dipatuhi oleh para pengemudi yang lewat.
Itulah gambaran tentang sikap kita secara umum. Bahkan dalam hubungan kita dengan Allah pun kita sering bersikap demikian. Karena tak ada keinginan dari hati untuk taat kepada Allah, maka kita harus dipaksa melalui berbagai kesulitan agar bertobat dan berbalik kepada-Nya. Namun sesungguhnya bukan demikian cara yang diinginkan oleh Bapa surgawi.
Tuhan selalu rindu agar umat-Nya mau taat secara tulus dari dalam hati. Ketika bangsa Israel bersiap memasuki Tanah Perjanjian, Musa membacakan kesepuluh perintah Allah dan memberitahukan tanggapan Allah terhadap janji mereka untuk mematuhi hukum-hukum-Nya: “Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya!” (Ulangan 5:29)
Allah tidak ingin kita menaati-Nya hanya karena kita takut dihukum. Dia menginginkan ketaatan yang tulus dari dalam hati kita. [dcm/rhb]