“…..dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab ia sendiri telah mengatakan: adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” (Kisah Para Rasul 20:35)
Setelah kebakaran besar di Chicago pada tahun 1871, D.L. Moody berangkat ke New York untuk mengumpulkan dana bagi para korban. Setibanya di sana, ia diperkenalkan kepada seorang laki-laki kaya yang dikenal sangat dermawan. Tergerak oleh kebutuhan dana yang besar di Chicago, ia memberi Moody selembar cek yang bernilai besar uang. Lalu ia memperkenalkan penginjil itu kepada beberapa orang di daerahnya, yang juga memberi sumbangan besar.
Saat akan meninggalkan kota New York, Moody menyalami tangan dermawan itu dan mengucapkan kata perpisahan: “Jika Anda datang ke Chicago, pastikan untuk menghubungi saya. Saya akan membalas pertolongan Anda.” Sang dermawan itu menjawab, “Pak Moody, jangan menantikan kedatangan saya. Jika Anda ingin membalas pertolongan saya, balaslah kepada orang pertama yang Anda temui dalam perjalanan.” Komentar Moody terhadap pengalaman itu, “Saya tidak pernah melupakan kata-katanya. Ia bersikap seperti orang Samaria yang baik hati.”
Orang itu adalah tipe pemberi yang menyenangkan hati Allah. Karena hatinya tergerak melihat kebutuhan orang lain, ia bersedia memberikan hartanya untuk meringankan penderitaan mereka. Ia tidak memberi untuk mencari perhatian atau memuaskan keakuannya. Ia juga tidak memberi “dengan sedih hati atau karena paksaan,” tetapi dengan sukacita (2Korintus 9:7).
Kita boleh yakin bahwa kita akan mendapatkan banyak manfaat saat kita mau memberi, sebab Tuhan Yesus telah berkata, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima” (Kisah Para Rasul 20:35) –[rwd/rhb]