“Tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya” (1Yohanes 2:28)
Suatu ketika jalan raya Ohio begitu padat tak seperti biasanya. Mobil-mobil mengalami kemacetan total di tengah udara malam. Banyak orang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun dari mulut ke mulut tersebarlah kabar bahwa mereka ingin melihat gambar Kristus yang muncul tiap malam pada sebuah tangki kedelai di dekat situ. Banyak pengamat mengatakan bahwa gambar itu hanyalah bayangan yang tercipta dari cahaya malam yang menimpa permukaan tangki yang berkarat dan sangat kotor itu.
Tanggapan dari seorang pengemudi yang terjebak dalam kemacetan itu tampaknya patut diperhatikan. Saat ia melongokkan kepala dari jendela mobilnya dan bertanya kepada seorang yang berdiri di dekat situ apa yang sedang terjadi, orang itu menatapnya dan berkata, “Yesus ada di sini!” Lalu pengemudi mobil itu berkata kepada seorang wartawan, “Seketika saja saya benar-benar merasa panik. Saya takut. Maksud saya, saya belum siap menghadapi hari penghakiman.”
Tanggapan pengemudi di atas menimbulkan beberapa pertanyaan. Apa yang akan kita rasakan waktu Yesus betul-betul datang? Adakah kita akan merasa senang, atau justru takut? Rasul Yohanes menyatakan bahwa ini bukanlah pertanyaan yang baru perlu dijawab kelak (1Yohanes 2:28), namun pertanyaan ini harus dijawab berdasarkan kualitas hubungan kita dengan Kristus saat ini.
Hanya ada satu cara untuk mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Yesus Kristus. Kita harus mengasihi-Nya, mempercayai-Nya, mematuhi-Nya, dan menghargai-Nya saat ini. Dengan demikian kita tidak akan menyesal saat Dia datang kelak. [rhb]