“Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan” (Matius 15:32).
Kisah yang dicatat oleh Matius ini merupakan peristiwa kedua di mana Yesus melakukan mukjizat dengan melipatgandakan 7 roti dan beberapa ikan, sehingga 4.000 laki-laki (bila dihitung dengan wanita dan anak-anak bisa mencapai hampir 10.000 orang) kenyang. Padahal, sebelumnya Yesus telah melakukan mukjizat yang sama. Lalu pelajaran apa yang dapat kita petik dari peristiwa ini?
Kita lihat bahwa murid-murid Tuhan tidak tanggap terhadap situasi yang sedang mereka hadapi. Dengan mata sendiri, sebenarnya mereka telah menyaksikan bagaimana Allah bekerja dengan hebat dengan memberikan makanan kepada ribuan orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan. Tetapi menghadapi situasi yang sama, mereka sama sekali lupa dengan perbuatan ajaib yang Tuhan pernah lakukan. Ketika Yesus berkata bahwa dia berbelas kasihan dengan banyak orang ini sebab mereka kelaparan, tak ada satu pun di antara murid Tuhan yang meminta Tuhan melakukan mukjizat yang sama. Sebaliknya mereka kembali lagi pada pola pikir lama, “….. Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya” (ayat 33)? Artinya, mereka menghadapi persoalan dengan kekuatan manusia. Bagaimana mungkin mereka dapat memberikan makanan, sedangkan Yesus dan murid-murid-Nya tidak membawa makanan yang cukup bagi ribuan orang itu?
Berarti Yesus harus campur tangan supaya persoalan ini beres.
Saudara, marilah kita melihat kembali perbuatan Allah yang ajaib. Anda bisa membaca kisah-kisah perbuatan Allah yang ajaib melalui Alkitab atau kesaksian-kesaksian orang lain. Cobalah Anda menghadapi persoalan yang mustahil untuk dipecahkan dengan cara Allah, bukan cara manusia. Selama masalah yang Anda hadapi dapat diatasi dengan cara manusia, lakukan. Tetapi bila masalah Anda tidak dapat diselesaikan dengan cara manusia, berpalinglah kepada Allah dan bersiaplah untuk melihat perbuatan-Nya yang ajaib.
Di padang gurun, bangsa Israel menyaksikan perbuatan Allah yang ajaib dengan menikmati manna “made in” surga yang diberikan Tuhan langsung. Bayangkan, selama 40 tahun bangsa Israel makan gratis manna tersebut (Kel. 16:35). Inilah bukti bahwa Allah tidak segan-segan melakukan perkara ajaib bila itu menyangkut persoalan umat-Nya.
Tuhan itu ajaib bagi yang mengandalkan-Nya.