KESAKSIAN,BETHANY.OR.ID. Bethany Hamilton, remaja putri Amerika yang kisah hidupnya telah dijadikan buku laris Soul Surfer: A True Story of Faith, Family and Fighting to Get Back on the Board (terbitan MTV Books), ternyata setelah kemudian dijadikan film bertema kisah keluarga dalam film Soul Surfer yang laris manis alias box office. Namun, bukanlah remaja putri itu yang menjadi bintang filmnya, melainkan aktris Anna Sophia Robb yang berperan sebagai Bethany Hamilton. Sedangkan aktor Dennis Quaid sebagai ayahnya yang bernama Tom, lalu Helen Hunt sebagai ibunya yang bernama Cheri. Aktris muda Carrie Underwood yang bermain sebagai Sarah Hill, pimpinan remaja gereja di Kauai, Hawaii, yang merupakan pemain utama kedua sesuai dengan kisah nyata Bethany.
Mengapa nama-nama tersebut diungkapkan, karena dalam kehidupan senyatanya, orang tuadan terutama pihak gereja itu memegang peranan penting dalam kehidupan gadis Bethany yang jiwanya hampir direnggut maut. Akan tetapi yang utama, terfokus pada hubungan antara gadis itu dengan Sarah Hill yang sekaligus menjadi pembimbing kerohanian Bethany.
Sampai kini, Bethany hanya bertangan satu. Lengan dan tangan sebelah kanan saja. Tangan kirinya diamputasi hingga beberapa sentimeter dari bahunya karena putus dan hancur disergap oleh hiu harimau (tiger shark) ketika berselancar air di pantai utara (North Shore) Kauai, Hawaii, pada 31 Oktober 2003. Gadis berusia 13 tahun saat itu memang penghobi berat selancar air. Karena gigitan hiu itu, bukan hanya kehilangan satu lengan kirinya saja, tetapi juga 60 persen darahnya hilang. Pendek kata, nyawanya benar-benar di ujung tanduk. Hebatnya, hanya sebulan lebih setelah dioperasi dan dirawat, dengan tangan kanan saja, dia kembali mengarungi gelombang di atas papan selancarnya, seolah menantang keganasan hiu yang pernah merenggut tangannya yang sebelah.
Tidak tanggung-tanggung. Dengan sebelah tangan itu, Bethany menerima gelar dari ESPY dengan sebutan Comeback Athlete of the Year dan Teen Choice Award atas keberaniannya. Lalu, dalam turnamen Women’s Tour for the Association of Surfing Professionals pada tahun 2010, dia masuk ranking ke 20. Sekarang, gadis itu sebagai peselancar profesional yang merajai gelombang-gelombang tinggi di pantai-pantai Hawaii.
Semangat dan tekadnya yang besar itulah yang menjadikan dia menjadi obyek penulisan buku tentang kisah hidupnya, kemudian diangkat ke layar lebar oleh perusahaan film Affirm Films dan diedarkan oleh Sony Pictures’ Tristar, yang kini diputar di 2.214 gedung bioskop Amerika dengan menghasilkan pemasukan 11.1 juta dolar Amerika.
Kesaksian Hill.
Remaja putri Sarah Hill, pimpinan remaja gereja di Kauai, Hawaii, memang tak asing dengan dunia para peselancar air di Hawaii. Begitulah pada 2010, dia berkenalan dengan gadis peselancar bernama Bethany Hamilton. Meskipun usia Sarah jauh lebih tua dari Bethany, namun keduanya akrab sebagai sahabat. Terlebih lagi, Bethany sering menerima nasihat ataupun tuntunan rohaniah dari sahabatbya tersebut.
“Aku menerima telpon dari kakaknya, Noah, pada pagi hari di acara Halloween.” demikian ungkap Sarah mengingat peristiwa 31 Oktober 2003. Dia menganggap itu adalah telpon gurauan tentang Bethany disergap oleh ikan hiu. Sambungnya: “Tetapi aku dengar suaranya (Noah) yang panik.” Percaya bahwa berita telpon itu benar, maka Sarah bergegas ke hospital, dan berlari-lari sampai-sampai menerjang beberapa petugas rumah sakit, dan menemui Noah yang kalut dan muntah-muntah karena tegang.
Ketika dia menunggu Bethany yang sedang dirawat dan dipersiapkan untuk dioperasi, Sarah seolah bertanya pada dirinya sendiri, meskipun dia selaku aktivis gerejanya.
“Ya Tuhan, apa yang harus aku doakan pada keluarga ini? Aku belum oke dengan peristiwa ini.” Demikian keluhnya. Namun tiba-tiba seolah Tuhan mengingatkannya pada firman dalam Yeremia 29:11: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
“Aku rasakan Tuhan seolah berbicara ke dalam hati sanubariku. Aku rasakan kedamaian karena dia (Bethany) akan terselamatkan.” ujar Sarah. Katanya, dengan bait-bait firman itulah dia mengajak Noah dan ibu Bethany, Helen Hunt, untuk berdoa. Kelak, ketika Bethany telah sadar dari krisis usai operasi tangannya, mereka juga menjadikan firman tersebut sebagai doa mereka.
Setiap hari Sarah selalu mendampingi Bethany di rumah sakit. Pada hari ketiga, keduanya mulai berbincang tentang keinginan gadis itu untuk kembali berselancar. Sarah yakin, bahwa Tuhan tidak mengijinkan siapapun untuk melarang anugerah yang diberikan kepada Bethany guna berselancar.
“Aku merasakan, bahwa Tuhan menggunakan dia melalui sarana tersebut.” kata Sarah..
Yang mengejutkan, kurang dari sebulan setelah itu, Bethany Hamilton telah kembali menaiki papan selancarnya. Setahun kemudian, dia menerima penghargaan ESPY sebagaimana tersebutkan di atas. Sementara itu, Sarah tidak khawatir terhadap keyakinan remaja puteri yang terkait sebagai Soul Surfer tersebut, yang menurutnya dia menonjol dalam hal hubungannya dengan Tuhan.
“Dalam kelompok remaja yang aku bina, dia (Bethany) merupakan salah seorang sebagai anak yang mandiri.” ujarnya. Karenanya, apabila dia memberi nasehat kepada anak-anak muda, Sarah Hill berharap mereka hendaknya terinspirasi pada kisah Bethany. Kenyataan, bahwa meskipun jalan di depan seolah sulit, tetapi itu bukan berarti akhir dari perjalanan hidup mereka. “Aku berdoa, melalui film itu kalian tersentuh oleh cinta Tuhan, dan terinspirasi oleh anak perempuanNya itu.”
Dia bergiat dalam remaja gereja itu dikarenakan perjalanan hidupnya, juga mempunyai tekad yang sama besarnya dengan Bethany Hamilton. Menurut kesaksian hidupnya, dia berkisah, bahwa dibesarkan di kota San Diego (AS) dengan ibu tunggal dari lima anak yang berjuang untuk menghidupinya. Ayahnya seolah datang dan pergi dalam kehidupan keluarga itu, karena masuk-keluar penjara disebabkan pemadat obat-obatan terlarang dan alkohol. Sarah sendiri secara fisik lemah karena didera penyakit, meskipun dia telah bertanya kepada Tuhan, mengapa hal itu menimpa dirinya. Dia mendapat jawabanNya, ketika menerima beasiswa untuk menjadi pemain polo-air di kampusnya, namun dua minggu sebelum masuk kampus, dia menderita kecelakaan dengan akibat berselancar, sehingga tulang leher dan punggungnya patah. Hilanglah beasiswa itu.
“Adalah satu keajaiban bahwa aku selamat.” katanya: “Tetapi hal itu malah menambha kesedihanku, karena masa depan dan impian-impianku runtuh di hadapanku!” Dia benar-benar putus asa. Namun, waktu itu seingatnya Tuhan berbicara padanya. Karenanya, dibukalah Injil dan menemukan firman dalam 2 Korintus 12:9-10: Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna…
Begitulah tekad Sarah muncul dan mengabdi memberikan layanan kepada Tuhan, sampai akhirnya dia lulus Associate’s Degree dalam teologi dari Cavalry Chapel Bible College, dan kembali melakukan olahraga selancar dan ditempatkan di gereja di pulau Kauai, Hawaii. Di pulau itulah dia bertemu dan membina rohaniah gadis berlengan satu yang semangat dan teknya membaja dalam olah raga selancar air, Bethany Hamilton, yang kelak mendapat julukan Soul Surfer! (Sumber al.: http:/www.charismamag.com/as/aw/sgbi).