KESAKSIAN,BETHANY.OR.ID-“Saya terlahir dari keluarga campuran Bapak Padang, Sumatera Barat dan Ibu Madura, Jatim. Bapak saya seorang anggota TNI. Kami hidup dalam lingkungan yang biasa dididik “secara militer” dengan kedisiplinan yang tinggi. Sejak kecil Saya beserta dengan saudara diarahkan menjadi seorang yang taat kepada agama yang kami anut sekeluarga,” itulah kalimat awal yang diungkapkan Lidya Nursaid (penyanyi pop) saat menyampaikan “kesaksian” pada ibadah Wanita Bethany Indonesia di Gereja Bethany Manyar, Surabaya 14 Fbruari 2012
Berikut kesaksian lengkapnya:
Kami sekeluarga memiliki keyakinan, bahwa agama kamilah yang benar dan diberkati Allah.
Saat menginjak remaja, saat itu saya selalu “mendoktrin” pacar saya, agar masuk dalam agama yang saya anut.
Namun, saat Saya berusaha mempe-ngaruhinya, justru pada akhirnya Saya terbawa arus dan mengikuti Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah menangkap Saya.
Dan bersama pacar, Saya dibaptis disalah satu gereja di Kota Jakarta. Sebenarnya pacar Saya itu orang Kristen yang suam-suam. Tetapi sejak saat itu kami mulai aktif dalam beribadah.
Suatu hari, ayah Saya menemukan sebuah Alkitab di dalam kamar Saya.
Apa yang terjadi? Ayah marah, sebab Saya berpindah agama. Dia merasa malu dan mulai membenci Saya. Ayah pun mengancam saya akan membunuh saya, karena Saya dianggapnya berdosa.
Ayah saya mengambil golok dan mulai mengejar, saya lari dan masuk kamar di lantai dua.
Namun saat itu, ayah dihalang-halangi oleh paman, sehingga dianatar mereka berdua terjadi pergulatan.
Melihat hal itu, tanpa berpikir panjang saya melarikan diri. Saya melompat dari lantai dua, dan jatuh di atas genteng tetangga, lalu mengelinding ke atap seng, dan akhirnya jatuh lagi kedalam got (selokan) yang penuh dengan air, sebab waktu itu hujan deras.
Saya benar-benar lari dari rumah, hingga saya menikah. Saya selalu berdoa kepada Tuhan Yesus agar ayah juga bertobat.
Setelah lebih dari 2,5 tahun mengarungi rumah tangga, Saya mendengar kabar, bahwa ayah dan ibu hendak berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah. Namun, niatnya itu diundur hingga dua kali.
Dengan “tuntunan” Roh Kudus, Saya memberanikan diri datang ke rumah orang tua.
Saya terus berdoa agar mereka bisa menerima saya kembali.
Saya berharap kepada Roh Kudus, dan akhirnya bisa menyakinkan, bahwa ISA ROH ALLAH yang dapat menyelamatkan dan memberikan jaminan keselamatan.
Apa yang terjadi, menjelang satu minggu keberangkatannya, akhirnya ayah mau menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat, dan dibaptiskan. Perjalanan ibadah pun dibatalkan.
“Saya bersyukur!” disaat-saat terakhir ayah saya mau menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dan saya sungguh berbahagia menyambut pertobatan ayah,” katanya. (sumber:tab.bethany/js/aw).