BETHANY.OR.ID-“MESKIPUN diinjak-injak, kotor dan lecek, selembar uang akan tetap berharga dan nilainya tetap sama. Demikian juga hidup kita di hadapan Tuhan. Anda sangat berharga di mataNya. Agama memang tidak akan menyelamatkan, tetapi Yesus datang untuk memberikan kehidupan.” Demikian isi khotbah Rudy Salam, Penginjil Gereja Kristen Injili Nusantara GKIN) Jakarta, ketika menjadi pembicara pada ibadah doa puasa di Gereja Bethany, Jalan Manyar Rejo II Surabaya, pada 31 Maret 2011.
Guna meneguhkan jemaat, dicupliknya Kitab Yesaya 43:4 yang berbunyi: “Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.”
Disambungnya, bahkan Yesaya 53:4 menyebutkan: “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.” Menurut Rudy, kita mempunyai sosok Tuhan yang sangat mengasihi kita, sehingga Dia rela mati bagi kita dan dirinya. Penyakit kita pun sudah ditanggung sejak dua ribu tahun yang lalu. Hari ini yang hadir sedang sakit, maka akan disembuhkan. Permasalahan boleh saja muncul, atau penyakit pun boleh diderita, akan tetapi Yesus akan menolong kita. Hari ini yang mempunyai hutang akan lunas dan yang sakit akan disembuhkan.
“Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan” sebagaimana yang tersebutkan dalam Yesaya 41:10 yang menjadi penutup firman-firman Tuhan yang disampaikannya dengan penuh semangat. Katanya, hari ini Tuhan akan menolong kita.
“ Kalaulah anda mau menjadi seorang pemenang, maka jangan lagi berbuat dosa.” ujarnya.
Ibadah hari Kamis pukul 10.00 wib tersebut disertai doa kesembuhan bagi jemaat yang membutuhkan dukungan doa. Di antara mereka ada yang menderita sakit pengapuran, yang kemudian disembuhkan oleh Tuhan, sehingga persendiannya tidak lagi merasa sakit. Ada jemaat yang mengalami gangguan pendengaran, tetapi setelah didoakan dapat mendengar dengan baik.
Perjalanan Sang Penginjil.
Rudy Salam (62) meskipun bernaung di Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN), akan tetapi aktif melayani banyak gereja sebagai pengkotbah sekaligus penginjil. Sejak 1990 dia sudah melakukannya, namun baru menjadi aktif pada tahun 2004. Sebelumnya, dia berjuang untuk terlepas dari keterikatannya pada dunia perjinahan dan judi, sehingga akhirnya menderita depresi. Antara lain hidup dibayang-bayangi rasa takut dan sulit untuk tidur. Tetapi karena kasih karunia Tuhan, maka dia menerima kesembuhan. Bahkan Tuhan juga memberinya karunia kesembuhan.
Beberapa jadual syuting juga tetap dijalaninya hingga saat ini. Namun hari-harinya lebih banyak diisi dengan pelayanan. Selain melakukan layanan di Gereja Bethany Manyar Surabaya, dia juga pernah melayani di Gereja Keluarga Allah Blessing yang digembalakan Pdt. Yohanes Gunawan dan juga GBI Sangkakala yang digembalakan Pdt. Ursula. Dia juga berencana melayani di Malang, Riau dan Balikpapan.
Dalam wawancara dengan reporter Tabloid, Rudy Salam menyatakan, bahwa banyak orang berpendapat, kesembuhan itu baru terjadi setelah dijamah Padahal, bahkan Yesus sendiri terkadang tidak menjamah, namun kesembuhan terjadi. Menurutnya, sesungguhnya kesembuhan itu terjadi sesuai dengan iman masing-masing orang.
Katanya, dia baru menyadari, bahwa Tuhan telah memberikan karunia kesembuhan sewaktu pada suatu hari dia mendoakan kemenakannya yang mengalami gangguan pengelihatan yang hampir membuatnya buta. Sewaktu dia berada di kamar mandi, didengarnya suara untuk mendoakan keponakannya itu agar bisa melihat. Semula dikiranya, suara itu hanya dari suara hatinya sendiri. Akan tetapi suara itu terdengar semakin keras. Akhirnya berpikirlah dia, bahwa tidak ada ruginya untuk mendoakan keponakannya, karena tidak ada siapapun di rumah itu. Sehingga, dia tidak akan malu jika seandainya tidak terjadi kesembuhan. Setelah keponakannya mau untuk didoakan, dia pun mulai berdoa: “Dalam nama Yesus, firmanNya mengatakan jadilah sembuh, engkau bisa melihat dengan jelas.” Selesai berdoa, Rudy menyuruh kemenakannya melihat jam yang berjarak sekitar 25 meter. Ternyata anak itu dapat menyebutkan dengan jelas jam berapa saat itu. Padahal sebelumnya, dia hanya memiliki jarak pandang 0,5 meter saja. Sejak saat itulah dia menyadari, bahwa karunia kesembuhan dari Tuhan terdapat dalam dirinya.
Lelaki kelahiran Jakarta tahun 1949 itu semula terkenal sejak 19890-an sebagai bintang film layar lebar, terutama dalam film Sundel Bolong (1981) yang bermain bersama aktris terkenal Suzanna (alm). Masa keemasan dalam perfilman menjadikan dia bermain bersama dalam beberapa film dengan para aktris terkenal seperti Rae Sita, Yati Octavia, Yenny Rachman, Marini, Lenny Marlina, Doris Calleboute.
Sejak beberapa tahun lalu, selain kadangkala masih diminta main dalam film-film sinetron seperti Pernikahan Dini dan Sephia, Rudy Salam menceburkan diri dalam profesi selaku pengacara. Rudy sebagai saudara tertua dari Roy Marten dan Chris Salam. Sebab itu, ketika Roy Marten tersangkut dalam kasus narkotika, maka Rudy Salam yang menjadi salah seorang pengacaranya.
Penginjil tersebut mempunyai dua anak, ialah Rona Salam dan Rama Prakarsa Salam. (sumber:tabloidbethany/ss/as/sgbi)