“Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh,…” (Mazmur 143:8).
Pengakuan Daud di atas menunjukkan bagaimana Daud memohon suatu permintaan yang bijaksana. Ia sadar bahwa tanpa Allahnya ia bukanlah apa-apa. Dan tak ada manusia yang tahu hal-hal di masa yang akan datang, kecuali Tuhan sendiri. Karena itu Daud minta pada Tuhan untuk menunjukkan jalan kepadanya. Ia tahu dengan menempuh jalan Tuhan ia pasti aman.
Setiap orang percaya seharusnya memiliki sikap seperti Daud. Tapi kenyataannya seringkali kita tergoda untuk mengikuti jalan kita sendiri. Sangka kita, jalan kita lebih baik, lebih masuk akal, dan lebih menguntungkan daripada jalan Allah. Padahal Alkitab berkata bahwa jalan Tuhan itu lurus (Kis. 13:10); benar dan disertai oleh kasih setia-Nya (Mzm. 25:10); dan juga merupakan perlindungan bagi kita (Ams. 10:29). Ada juga orang menyangka bahwa mereka telah berjalan pada jalan yang lurus, tetapi sebenarnya jalan itu adalah jalan berkelok-kelok yang membawa kepada kebinasaan (Ams. 14:12).
Dalam bukunya, Confessions (Pengakuan), St. Augustine bercerita tentang jalan yang membawanya kepada Tuhan.
Ketika ia masih muda, Tuhan berencana atas dirinya untuk pergi dan menetap di kota Roma. Saat itu keadaan kota Roma tidaklah baik – banyak pengaruh modern yang berdampak negatif bagi pertumbuhan jiwa seorang anak muda seperti Augustine. Ibu Augustine adalah seorang yang saleh dan taat kepada Tuhan.
Ketika mendengar rencana anaknya, ibu itu terkejut dan sangat cemas (ia tahu tentang keadaan kota Roma), tapi ia tahu pula bahwa keinginan anaknya tidak dapat dibendung. Dan yang bisa dilakukannya hanyalah berdoa kepada Tuhan dan minta agar Tuhan sendiri yang menggagalkan rencana itu. Ibu itu berpikir, keberangkatan anaknya ke Roma pastilah akan mencelakakan dirinya, karena Roma penuh dengan hal-hal buruk dan tidak mungkin Tuhan akan membiarkan anaknya menjadi penjahat, misalnya.
Doa ibu ini dijawab lain oleh Tuhan.
Di Roma, Augustine bertemu dengan St. Ambrose yang melalui khotbahnya, membawa Augustine pada pertobatan. Dan akhirnya ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan melayani Tuhan seumur hidupnya.
Apa yang ditakutkan ibunya justru Tuhan balik menjadi kemuliaan bagi nama-Nya.
Seperti Firman Tuhan katakan, “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu MENGERTI kehendak Tuhan” (Ef. 5:17). Kehendak Tuhan adalah jalan yang harus Anda tempuh. Inilah jalan yang membawa Anda kepada kesuksesan dan kemuliaan, yaitu bila Anda memiliki pikiran Kristus (1 Kor. 2:16).[rhb]
Malu bertanya pada Tuhan, Anda akan tersesat ke neraka.