“Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes” (Kisah 18:25).
Apolos itu seorang Yahudi yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dia begitu bersemangat dalam memberitakan pengajaran Kristus kepada orang sekelilingnya, walau ia tahu kebenaran sedikit saja. Ia berani untuk membantah pengajaran orang-orang Yahudi yang tak Alkitabiah. Saat berita tentang keberaniannya terdengar Akwila dan Priskila, mereka pun mengundang Apolos dan mengajarnya lebih banyak lagi tentang kebenaran Allah.
Kitapun mestiya demikian, — membutuhkan orang-orang seperti Akwila dan Priskila, yaitu mau membantu saudara yang lain agar lebih baik dalam melayani Tuhan. Tidak ada rasa takut untuk tersaingi, bahkan mereka dengan senang hati berbagi pengetahuan. Mereka saling melengkapi. Tidak ada prasangka yang buruk terhadap yang lain. Mereka mempunyai satu kerinduan yang sama, yaitu mempermulikan nama Tuhan.
Memang manusia cenderung mementingkan dirinya sendiri, dan berusaha membuat dirinya lebih hebat dari yang lain. Hal itulah yang mesti diwaspadai, jangan sampai hal tersebut membuat kita menjadi sombong dan tinggi hati, apalagi mencuri kemuliaan Allah. Jadi jangan ada yang bermegah diri. (rhb)
Pelayanan murni akan mempermuliakan Kristus dan menyalibkan ‘keakuan’-nya.