“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.” (Mazmur 19: 8-9)
Tak bisa dipungkiri bahwa pada situasi dan kondisi tertentu, ada kalanya orang Kristen itu harinya dipenuhi sikap keragu-raguan yaitu mulai ‘meragukan’ Tuhan dan firman-Nya.
Biasanya sikap seperti itu muncul saat doa-doa yang dimohonkannya sera-sa tidak dijawab; atau saat kita merasa sudah taat tetapi keadaan terlihat makin memburuk; atau mungkin ada seseorang yang tidak beriman mulai menyampaikan kritik mempertanyakan kemampuan kita dalam menjalankan rencana Tuhan.
Hal tersebut tentu saja patut kita renungkan, sebab meragukan eksistensi Tuhan dapat menghalangi:
Persekutuan dengan Dia. Orang percaya itu selayaknya hidup oleh iman, yang merupakan satu-satunya cara untuk menyenangkan Tuhan (Roma 1:17; Ibrani 11: 6). Keraguan merusak iman dan menyebabkan ketidakamanan.
Kehidupan doa. Hal yang mustahil menjadi mungkin bagi mereka yang percaya Tuhan dan tidak ragu-ragu (Mat. 21:21).
Pelayanan kerajaan. Tuhan meminta orang Kristen untuk melakukan tugas sesuai kehendakNya dan berjanji bahwa Roh Kudus akan memberdayakan mereka untuk melakukannya. Jika ragu, kita tidak akan bisa menjawab panggilan atau menyelesaikan pekerjaan.
Berkah. Keraguan menghalangi kita untuk mengalami sukacita di dalam Tuhan dan damai sejahtera yang Yesus berikan (Yohanes 14:27).
Ketidakpastian rohani dapat datang dari berbagai sumber: dosa yang tidak diakui atau rasa bersalah yang berkepanjangan; kesalahpahaman atau ketidaktahuan tentang kebenaran Alkitab.
Nah, saat itu datang, coba ikuti langkah-langkah ini: Identifikasi apa yang menyebabkan Anda tidak memercayai Tuhan; Ingatlah saat Dia mendukung Anda melalui pencobaan; Identifikasi janji atau sifat Allah, itu akan menguatkan iman. (rhb)