“Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.” (3 Yohanes 1:3)
Dunia selalu menawarkan berbagai kesenangan ‘semu’. Untuk menjadi kaya berbagai cara ditempuh, termasuk jalan pintas yang bernama ‘korupsi.’ Dunia yang telah hancur karena dosa selalu menggoda kita dengan berbagai cara agar kita memilih jalan yang lebar namun berujung pada maut, daripada berjalan di jalan yang sempit yang memiliki ujung pada kebahagiaan kekal. Bila hari ini Anda diperhadapkan pada dua pilihan tersebut, mana jalan yang akan Anda pilih?
Hidup dalam kebenaran itu seperti melangkah mendaki bukit terjal, tidak pernah mudah dan selalu membutuhkan usaha. Bila kita mudah terpengaruh perkataan orang lain, maka kita akan cenderung menuruti perkataan orang itu daripada kehendak Tuhan. Ini merupakan tantangan bagi setiap orang percaya, karena seringkali ketika kita melangkah dalam kebenaran, orang-orang yang ada di sekitar kita justru berkomentar negatif dan menjatuhkan. Parahnya lagi jika komentar itu acapkali datang dari saudara seiman. Oleh karena itu tetaplah berdiri teguh dan berpegang pada kebenaran firman Allah. Karena hidup kita tidak ditentukan oleh perkataan manusia.
Sebagai anak Tuhan kita harus memiliki standard hidup di atas rata-rata, artinya kita harus hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran firman Allah. Bila dunia tenggelam dalam kekuatiran dan keputusasaan, hendaklah kita tetap mengisi pikiran kita dengan pengharapan dan iman percaya yang terarah kepada Kristus. Hal ini selaras dengan nats yang terambil dalam Filipi 4:8 “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” [rhb]
Berusahalah senantiasa hidup dalam kebenaran